ARTIKEL

  • BUDAYA
  • KEAGAMAAN

Sabtu, 25 Desember 2010

seksualitas dalam pandangan hindu

SEKSUALITAS DALAM PANDANGAN HINDU
Dalam Hindu seksualitas dipandang sebagai hal yang sakral dalam kehidupan manusia sebab secara implisit termuat dalam ajaran catur purusārtha, yaitu dharma, artha, kama, dan moksa. Salah satu tujuan hidup manusia adalah terpenuhinya nafsu atau keinginan yang mendorong orang berbuat sesuatu; yang membuat orang bergairah dalam hidup ini (Sura, 1993: 92). Salah satu wujud kama adalah pemenuhan terhadap kebutuhan seks (Utama, 2004: 3).
Banyaknya karya sastra yang mengeksplorasi seksualitas menunjukkan adanya kecenderungan bahwa masalah seksualitas telah menjadi masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Pada zaman Hindu kuno misalnya, muncul kitab-kitab Kamasastra dan yang paling terkenal ditulis oleh Watsyayana, yaitu Kama Sutra. Di China mempunyai buku Shu Ni Jing, Hung Lou Meng dan Yin Yuan Thu yang membahas seks secara hampir sempurna (Hariwijaya, 2004: 41). Dalam kesusasteraan Hindu Indonesia juga muncul lontar-lontar berbahasa Jawa Kuno, antara lain lontar Rsi Sambhina, Rahasya Sanggama, Yaning Stri Sanggama dan lain-lain. Dalam sastra-sastra Jawa Tengahan di Jawa, lahir sastra-sastra yang membicarakan seksualitas di antaranya, Serat Nitimani, Serat Kamaweda, dan Serat Centhini. Di zaman modern ini, masalah seksualitas bukan saja hanya ditulis oleh novelis-novelis picisan seperti Fredy S., Mila Karmelia, dan lain-lain, melainkan juga sudah menjadi konsumsi publik sehingga sangat mudah diakses dalam media massa dan internet.

A. KAMA DALAM AJARAN HINDU
Kama berarti keinginan dan nafsu yang mendorong orang berbuat sesuatu; yang membuat orang bergairah dalam hidup ini (Sura, 1993: 92). Dalam bahasa Sansekerta, kama berarti keinginan, cinta kasih, kasih sayang, nafsu, kesenangan sensual, dan sejenisnya. Kama juga dapat dinyatakan sebagai Dewa Cinta yang dalam beberapa hal sama dengan Cupido dan Eros (Maswinara, 1997: 4-5).
Dalam rumusan konsep catur purusārtha, yaitu dharma, artha, kama dan moksa dijelaskan bahwa kama adalah keinginan yang harus dicapai berdasarkan dharma (Sudharta, 2002). Kata kama juga ditemukan dalam konsep sad ripu, yaitu enam musuh yang ada dalam diri manusia. Suka Yasa (2005) menjelaskan bahwa kama berarti keinginan yang mendorong manusia untuk mendapatkan segala sesuatu sebagai akibat dari kebodohannya (awidya/moha).
Mahabharata, bagian Santiparwa 167 yang menyatakan bahwa:
“Orang tanpa memiliki kama tidak akan pernah menginginkan artha dan orang tanpa memiliki kama, juga tak akan pernah menginginkan dharma. Orang yang kurang memiliki kama tak akan pernah dapat merasakan dan berkeinginan. Dengan alasan ini maka kama merupakan yang terpenting dari ketiganya. Segala sesuatunya diliputi oleh prinsip-prinsip kama. Seseorang yang berada di luar tonggak kama tak akan pernah ada sekarang, masa lalu, ataupun masa depan di dunia ini. Seperti keju yang merupakan inti dari dadih susu, demikian pula kama merupakan inti dari artha dan dharma. Minyak lebih baik daripada minyak biji-bijian. Mentega dan buah lebih baik daripada susu asam. Bunga dan buah lebih baik dari pada pohonnya. Demikian pula halnya, kama lebih baik daripada artha dan dharma. Seperti madu disarikan dari bunga-bunga, demikian pula kama disarikan dari keduanya itu. Kama merupakan orangtua dari dharma dan artha, dan kama merupakan roh dari keduanya itu” (Maswinara, 1997: 14).
Salah satu wujud kama adalah pemenuhan terhadap kebutuhan seks (Utama, 2004:3). Sejalan dengan itu Schopenhauer berpendapat bahwa hasrat seks merupakan manifestasi dari kemauan akan hidup yang paling banyak memotivasi gerak hidup manusia, selain tentunya dorongan untuk mencari makan (Gunawan, 1993: 27). Sementara itu, kata kama juga ditemukan dalam konsep kanda pat di Bali, yakni kama petak dan kama bang. Kata kama pada dua kata ini bermakna spermatozoa (kama petak) dan ovum (kama bang) yang keduanya merupakan benih kehidupan manusia. Dari beberapa pengertian tersebut maka dalam tulisan ini kata kama yang dimaksud adalah kama sebagai keinginan atau nafsu yang erat keitannya dengan seksualitas.

B. KEDUDUKAN KAMASASTRA DALAM WEDA
Dalam hal ini yang dimaksud dengan kamasastra yaitu kitab atau buku kuno yang memuat mengenai kehidupan atau gaya seksual seperti yang disebutkan pada bagian atas missal kamasutra, siwagama, centini dll.
Weda adalah wahyu atau sabda suci Tuhan Yang Maha Esa yan diterima oleh para Maharsi. Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu terdiri atas kitab Sruti dan Smerti. Sruti berarti apa yang didengar, wahyu dari Tuhan yang terdiri atas empat kitab antara lain, Rg Veda, Sama Veda, Yajur Veda, dan Atharva Veda. Sebaliknya, Smerti adalah kitab yang menguraikan komentar penjelasan atau tafsir atas wahyu tersebut. Secara garis besar kitab Smerti dapat dibagi dua, yaitu kelompok Wedangga (terdiri atas Siksa, Wyakarana, Cnadha, Nirukta, Jyotisa, dan Kalpa) dan kelompok Upaveda (terdiri atas Itihasa, Purana, Arthasastra, Ayur Veda, Gandharva Veda, Kamasastra, dan Agama) (Putra dkk,. 1985: 9-19).
Meskipun demikian keduanya tidak dapat diragukan sebagai kitab suci Hindu. Hal ini dijelaskan dalam Manusmerti atau Manawadharmasastra II.10 sebagai berikut.
Srutistu wedo wijneyo dharmasastram tu wai Smrtih, te sarwarthāwam imamsye tathyam dharmahi nirbabhau.

Artinya:
Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Weda demikian pula Smrti itu adalah Dharmasastra, keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber dari hukum suci itu (dharma).

Demikianlah antara Sruti dan Smrti tidak dapat dipisah-pisahkan sebagai kitab suci Hindu yang mengajarkan pada seluruh umat manusia untuk hidup berdasarkan dharma. Telah dijelaskan di atas bahwa Smrti adalah apa yang diingat oleh para Rsi. Apa yang diingat itu selanjutnya direfleksikan menjadi ajaran-ajaran Smrti yang menjadi tuntunan hidup manusia. Oleh sebab itulah Smrti, juga dikatakan sebagai tafsir atau komentar penjelasan terhadap Sruti.
Smrti pada umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu Wedangga dan Upaweda. Kamasastra adalah bagian dari Upaveda, yaitu kitab Smrti yang membahas tentang seksualitas (kama). Kamasastra bukan berarti hanya satu kitab saja melainkan pengelompokan dari karya-karya sastra yang membicarakan tentang kama. Jadi, seluruh kitab yang pada dasarnya membicarakan tentang kama dapat digolongkan dalam Kamasastra. Salah satu Kamasastra yang terkenal adalah karya Watsyayana Mallanaga, yaitu Kamasutra.
Oleh karena Smrti adalah bersumber dari Sruti maka pembahasan Kamasastra ini dimulai dari kitab Sruti. Kitab Sruti yang dijadikan sumber kajian pada kesempatan ini adalah Rg Veda, mandala 10, dengan pertimbangan bahwa Rg veda, mandala 10 adalah yang terpenting karena menunjukkan kebenaran yang mutlak (Putra, dkk., 1985/1986: 10). Dalam Rg Veda, Mandala 10, Sukta 5, sloka 3 dinyatakan:
Ritāyini māyini sàm dadhāte mithvā isum jajnatur vardhayanti
Visvasya nabhim càrato dhruvāsya kaves cit tantum manasa viyàntah.

Terjemahannya:
Pasangan suci itu dengan kekuatan yang mengagumkan menjadi satu pasang; mereka membentuk bayi, mereka yang memelihara melahirkan dia, titik pusat dari segala yang bergerak dan yang diam , pada saat mereka menganyam benang Pendeta dengan hati-hati.

Sloka di atas mengungkapkan bahwa ada dua kekuatan yang merupakan sumber dari segala ciptaan yang ada di dunia ini. Ketika keduanya bertemu maka terjadilah penciptaan. Hal ini diperjelas lagi dengan ajaran filsafat Samkhya bahwa dua asas penciptaan dunia adalah Purusa dan Prakerti. Inilah yang mendasari penulisan kitab-kitab kamasastra bahwa dua unsur (pasangan) yang maskulin dan feminin, laki-laki dan perempuan merupakan pertemuan suci yang akan menghasilkan keturunan-keturunan demi keberlanjutan dunia ini.
Di samping itu, Atharva Veda: 6.130.2, menjelaskan sebagai berikut.
“Asau me Smaratāditi priyo me smaratāditi, Devāh pra hinuta smaramasau māmanu śocatu”

Terjemahannya:
Semoga istriku selalu mengingatku. Demikian pula suamiku agar selalu mengingatku. Para Dewa membangkitkan keinginan kama kami sehingga kami suami/istri selalu memikirkannya. (Somvir, 2001: 125).

Dari Sruti inilah ajaran Kamasastra berkembang, baik di India maupun di Indonesia. Sayangnya, baru ada satu kitab Kamasastra dari India yang berhasil diterjemahkan di Indonesia, yaitu Kamasutra karya Watsyayana sehingga belum ada pembanding antara Kamasutra dengan kitab Kamasastra lainnya. Sementara itu di Indonesia, seksualitas banyak menjadi inspirator lahirnya karya-karya sastra Hindu seperti misalnya Kakawin Arjuna Wiwaha, Rasmi Sancaya, Siagama, dan lain-lain.

C. SEKSUALITAS DALAM KAMASUTRA
Kama sutra merupakan salah satu kitab dari kama sastra pada penjelasan di atas. Kamasutra tidak sebatas membahas mengenai seksualitas. Kamasutra memiliki 7 bagian, hanya di bagian kedua saja yang membahas mengenai seksualitas sedangkan 6 bab yang lain membahas menganai hal yang lain pula. Tapi dalam topic ini hanya akan membahas mengenai seksualitas saja.

Samprayogika (tentang hubungan seksual)
Dalam bab ini secara tuntas ditulis mengenai cara-cara berhubungan seksual untuk mendapatkan kepuasan yang sempurna. Dikatakan bahwa :
“hubungan badan dengan pria membuat nafsu, keinginan atau birahi wanita terpuaskan dan kesenangan yang diperoleh dari kesadaran tentang itu disebut kepuasan mereka”

“pancaran air mani pria hanya berlangsung pada saat akhir hubungan badan, sementara air mani wanita memancar terus menerus; dan setelah air mani keduanya telah tumpah semuanya, lalu mereka ingin menghentikan hubungan badan tersebut”
Kedua sloka di atas menjelaskan bahwa puncak hubungan seksual adalah orgasme, yaitu keluarnya air mani pria dan wanita dipuncak hubungan. Untuk mencapai itu maka diperlukan berbagai macam pengetahuan tentang teknik dan cara berhubungan seksual sebagaimana dijelaskan dalam Kamasutra.
Pertama, setiap pasangan harus memahami ukuran penis (linggam) laki-laki dan ukuran vagina (yoni) sehingga mencapai kenikmatan yang sempurna dalam berhubungan. Penis (linggam) seorang laki-laki dibagi menjadi tiga menurut ukurannya, yaitu (1) kecil (terwelu); (2) menengah (banteng); dan (3) bersemangat (kuda). Sebaliknya, vagina (yoni) perempuan juga dibagi menjadi tiga menurut kedalamannya, yaitu (1) kecil (kijang); (2) menengah (kuda betina); dan (3) bersemangat (gajah). Kenikmatan seksual akan didapatkan apabila masing-masing ukuran sesuai misalnya, jika linggam suami berukuran kecil (terwelu) maka yoni yang cocok adalah yang berukuran kecil pula (kijang). Kepuasan selanjutnya didapatkan dengan mengatur posisi berhubungan seksual yang nyaman. Kamasutra memberikan beberapa variasi hubungan seperti posisi istri di bawah suami di atas, istri di atas suami, posisi membelakangi, posisi menungging, dan banyak lagi terutama terpahat di kuil Kanjuraho dan di Puri Orissa. Rupanya, gaya hubungan seksual Kamasutra telah begitu kompleks dan sempurna seperti halnya gaya-gaya dalam seksualitas modern dewasa ini.
Kedua, sebagai langkah awal dalam berhubungan seksual maka Kamasutra menjelaskan tentang jenis dan cara berpelukan. Pelukan sebagai pernyataan kasih sayang ada 4 (empat) jenisnya, yaitu (1) sentuhan; (2) tubrukan; (3) rabaan; dan (4) penekanan. Sedangkan jenis pelukan lebih lanjut bagi orang yang akan melakukan senggama dibedakan atas 4 (empat) hal juga, yaitu (1) Jatawestitaka, yaitu jenis pelukan seperti tumbuhan menjalar, di mana perempuan bergelayut pada seorang pria dan sang pria menundukan kepalanya untuk mencium; (2) Wrksadhirudhaka, yaitu pelukan seperti memanjat pohon, di mana seorang wanita mengangkat salah satu kakinya di pinggang sang pria sementara tangannya memeluk bahu dan pinggang sang pria, sebaliknya sang pria menciumnya dan sang wanita mendesah pelan; (3) Tila-Tandulaka, berarti campuran wijen dan beras, pelukan jenis ini adalah seorang pria dan wanita terbaring dan saling memeluk rapat-rapat; dan (4) Ksiraniraka, berarti pelukan air dan susu, yakni pelukan yang sangat erat di mana linggam dan yoni mereka telah sama sekali menyatu. Mengenai pelukan ini Kamasutra menjelaskan bahwa ajaran kamasastra dapat dilakukan untuk menambah kenikmatan dan kasih sayang sedangkan bagi mereka yang telah berulang kali melakukan maka ajaran sastra ini tidak diperlukan lagi.
Ketiga, pembahasan selanjutnya adalah mengenai ciuman. Kamasutra menjelaskan ada 3 (tiga) jenis ciuman, yaitu ciuman nominal (hanya sekedarnya saja), ciuman yang bergetar (ciuman bibir menjepit), dan ciuman menyentuh (ciuman bibir dengan pertarungan lidah).
Keempat, membahas tentang cakaran kuku dibadan lelaki ketika hubungan semakin berhasrat. Ada 8 (delapan) jeni cakaran kuku yang baik menurut Kamasutra, yaitu menimbulkan suara, berbentuk bulan sabit, berbentuk bulatan, berbentuk garis, berbentuk cakar macan, berbentuk kaki burung Merak, berbentuk lompatan terwelu, dan berbentuk daun teratai biru.
Kelima, adalah tentang gigitan dan makna-makna yang dimaksudkan berkenaan dengan para wanita dari negeri yang berbeda-beda. Dikatakan bahwa setiap bagian tubuh dapat digigit, kecuali bibir atas, bagian dalam mulut, dan mata. Gigitan dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain : gigitan tersembunyi (hanya berwarna merah), gigitan mengembang (gigitan yang tampak jika kulit disekitranya ditekan), gigitan menusuk (hanya dilakukan dengan dua gigi), gigitan barisan menusuk (gigitan kecil dengan semua gigi), gigitan batu karang dan batu permata (gigitan dengan bibir dan gigi secara bersamaan), gigitan barisan batu permata (gigitan dengan semua gigi), gigitan awan pecah (gigitan yang bentuknya tidak sama dalam setiap lingkaran), dan gigitan babi hutan (gigitan yang meluas dan satu sama lain saling berdekatan). Menurut Kamasutra, gigitan dapat dilakukan di bibir (gigitan tersembunyi), pipi (gigitan menyebar, menusuk, batu karang, dan batu permata), tenggorokan, pangkal paha, ketiak (gigitan barisan tusukan dan barisan batu permata), dahi dan paha (gigitan tusukan).
Keenam, pembahasan tentang posisi hubungan badan. Hubungan badan dibagi menjadi tiga berdasarkan jenis yoni seorang wanita, yaitu hubungan badan tinggi (Mrgi), hubungan badan sepadan, dan hubungan badan rendah (Hastini). Hubungan badan tinggi (Mrgi) terjadi pada wanita yang yoni-nya berjenis kijang (kecil) dengan lelaki yang linggam-nya menengah (banteng) dan bersemangat (kuda). Sebalikknya, hubungan rendah (Hastini) adalah jika ukuran yoni seorang wanita adalah bersemangat (gajah).
- Dalam hubungan tinggi atau jenis Mrgi, seorang wanita harus berbaring dengan posisi terbuka lebar (mengangkat pinggulnya lebih tinggi, bisa dibantu dengan menaruh bantal di bawahnya), posisi menganga (mengangkat paha tinggi-tinggi selama berhubungan), dan posisi istri Indra (membuka lebar paha dan posisi kaki menekuk).
- Dalam hubungan rendah atau jenis Hastini, seorang wanita harus menggunakan posisi “menjepit”, posisi “menekan”, posisi “membelit” dan posisi “kuda betina”, dengan maksud untuk memperkecil lubang yoni. Pada posisi menjepit, seorang wanita dapat menjulurkan kakinya lurus ketika bersetubuh. Posisi menekan adalah wanita menekankan pahanya pada paha pasangannya sehingga paha pasangannya berada didalam kedua pahanya. Posisi membelit adalah bila salah satu kaki sang wanita membelit salah satu paha pasangannya. Dan posisi kuda betina adalah jika sang wanita memegang linggam pasangannya ketika linggam tersebut telah masuk ke dalam yoninya.
- Dalam hubungan sepadan, ada beberapa posisi senggama antara lain:
1) Posisi mengangkat, bila wanita mengangkat kedua pahanya lurus-lurus.
2) Posisi menganga, bila wanita mengangkat kakinyan ke atas dan menempatkan pada bahu pasangannya.
3) Posisi penekanan, bila kedua kaki ditekuk sehingga terpegang pasangannya di depan perutnya
4) Posisi setengah menekan, bila hanya satu kaki saja yang ditekuk dan kaki lainnya diluruskan.
5) Posisi pembelahan batang bambu, bila satu kaki diletakkan di bahu pasangannya dan kaki yang satunya direntangkan.
6) Posisi penancapan paku, bila satu kakinya ditempatkan pada kepala dan yang satunya diregangkan keluar.
7) Posisi kepiting, bila kedua kaki wanita ditekuk dan ditempatkan pada perutnya sendiri.

8) Posisi membungkus, bila pahanya diangkat dan ditempatkan di atas yang lainnya.
9) Posisi seperti teratai, bila tulang keringnya ditempatkan satu di atas yang lainnya.
10) Posisi berputar, bila seorang pria melakukan hubungan badan berubah haluan dan menikmati wanita tanpa meninggalkannya, sementara si wanita memeluknya berjongkok sepanjang waktu.
11) Posisi hubungan badan yang ditopang, bila seorang wanita ditopang oleh laki-laki pada dinding atau apapun dalam posisi berdiri.
12) Posisi hubungan badan melayang, jika seorang pria menyandarkan dirinya pada dinding dan sang wanita melingkarkan tangannya pada leher sang lelaki, dan melingkarkan kakinya pada pinggang sang lelaki, sementara itu pantat sang wanita ditahan oleh tangan sang lelaki sambil terus berhubungan.
13) Posisi hubungan badan seekora sapi, bila seorang wanita berdiri pada tangan dan kakinya seperti seekor sapi dan pasangannya menunggangi dari belakang. Posisi ini juga berlaku bagi semua posisi berhubungan seperti cara binatang lainnya.
14) Hubungan badan menyatu, bila seorang pria melakukan dengan dua orang wanita secara bersama-sama.
15) Hubungan badan kawanan sapi, bila seorang pria melakukan hubungan dengan banyak wanita.

Ketujuh, dibahas tentang pukulan-pukulan ketika berhubungan seksual. Pukulan ini atas dasar kasih sayang untuk menambah keromantisan hubungan. Pukulan-pukulan kecil dapat dilakukan di bahu, kepala, dada, punggung, jaghana (bagian tengah dari badan), dan bagian pinggang sebelah kiri. Pukulan ini akan lebih menyenangkan jika dibarengi dengan pekikan-pekikan kecil.
Kedelapan, dibahas mengenai wanita yang betindak selaku pria. Hal ini dilakukan bila seorang wanita melihat pasangannya merala lelah dengan hubungan badan yang terus menerus tanpa merasa terpuaskan keinginannya. Maka dengan izinnya dia dapat meminta izin suaminya untuk berbaring di atas badannya dan memerankan diri seperti seorang lelaki dan sang pria hanya pasrah terhadap perlakuan sang wanita. Hal ini dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu saat masih berhubungan badan maka sang wanita dapat membalikkan posisinya yang semula di bawah menjadi di atas. Dan yang kedua adalah dilakukan sejak awal akan berhubungan atas seizin sang pria. Hal ini semata-mata agar kedua pasangan mendapatkan kepuasan seksual yang sempurna. Dalam bagian ini juga dibahas tentang perilaku seorang pria saat bersama wanita untuk melakukan hubungan. Diawali dengan saling peluk, saling raba, saling cium maka sang pria mulai melepaskan pakaian sang wanita. Saat linggam telah siap masuk ke dalam yoni maka kegiatan yang dilakukan oleh pria adalah (1) menggerakkannya maju (dimasukkan perlahan); (2) menggesek dan mengaduk-aduk (digesek-gesekkan dan diputar-putar); (3) menusuk-nusuk (menarik maju mundur); (4) hanya diraba-rabakan diseputar yoni sang wanita; (5) hanya ditekan (bukan dimasukkan) dalam waktu yang lama; (6) bila linggam dicabut dengan ukuran tertentu lalu dimasukkan lagi disebut memberikan hembusan; (7) bila hanya satu bagian yoni yang disentuh oleh linggam disebut hembusan seekor babi hutan; (8) bila kedua bibir yoni diraba disebut hembusan dari seekora sapi jantan; (9) bila linggam berada dalam yoni dan digerakkan ke atas dan ke bawah tanpa mengeluarkannya maka disebut “bermain-mainnya seekora burung gereja”.
Kesembilan, yaitu tentang hubungan dengan mulut. Hubungan ini dilakukan oleh sepasang waria, baik itu homoseksual maupun lesbian. Hubungan ini dilakukan dengan mencium, menjilat, mengulum, kemaluan pasangannya dengan menggunakan mulut sampai mendapatkan kepuasan.
Kesepuluh, dibahas tentang bagaimana memulai dan mengakhiri sebuah hubungan badan. Di awal hubungan, kamar perlu dihias dengan beraneka macam bunga dan wangi-wangian untuk menambah suasana romantis. Kemudian sang pria dapat membelai rambut sang wanita, memeluk, mencium, meraba-raba bagian sensitif dari tubuhnya. Hal ini dapat dilakukan sambil bercerita tentang segala sesuatu sampai akhirnya sang wanita merasakan getaran-getaran asmara dan tergugah birahinya. Setelah semua siap dan merasa birahi maka dilakukanlah hubungan seksual dengan penuh kasih sayang. Di akhir hubungan badan, masing-masing secara spontan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian duduk berdampingan sambil bercerita sesuatu yang menyenangkan, memberi pelukan ringan, saling bersuap minuman dan makanan, atau juga dapat keluar rumah untuk menikmati cahaya rembulan.
Apabila dijelaskan dan diuraikan seluruhnya maka sesungguhnya ada 64 (enampuluh empat) keterampilan hubunganh seksual yang harus dipelajari oleh setiap pasangan. Keenampuluh empat keterampilan itu meliputi keterampilan pelukan, keterampilan ciuman, keterampilan mencakar dengan kuku, keterampilan gigitan, keterampilan berbaring dan posisi hubungan, keterampilan pukulan (tamparan), keterampilan merubah posisi wanita berlaku seperti pria, keterampilan hubungan dengan mulut, dan keterampilan memulai dan mengakhiri hubungan. Dikatakan dalam Kamasutra bahwa seorang pria yang memiliki 64 keterampilan ini dipandang dengan penuh cinta kasih oleh isterinya sendiri, oleh isteri-isteri orang lain dan juga oleh para wanita penghibur

Jumat, 24 Desember 2010

PERKAWINAN DAN SEK PRA NIKAH

PERNIKAHAN DAN SEK PRA NIKAH
A. Pengertian dan Tujuan Perkawinan
Menurut Undang-Undang no 1 tahun 1974, pasal 1 pengertian perkawinan sebagai berikut :
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istridengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (Sujaelanto : 2004 : 1)
Dalam Buku Pokok Pokok Hukum Perdata dijelaskan tentang definisi perkawinan sebagai berikut: ‘Perkawinan ialah pertalian yang sah antara seorang lelaki dan seorang perempuan untuk waktu yang lama”(Subekti, 1985: 23).
Wirjono Projodikoro, Perkawinan merupakan hubungan hukum antara seorang pria dengan seorang wanita, untuk hidup bersama dengan kekal yang diakui Negara (Sumiarni, 2004: 4).
Dipandang dari segi sosial kemasyarakatan tersebut maka Harry Elmer Barnes mengatakan Perkawinan ( wiwaha) adalah sosial institution atau pranata sosial yaitu kebiasaan yang diikuti resmi sebagai suatu gejala-gejala sosial. tentang pranata sosial untuk menunjukkan apa saja bentuk tindakan sosial yang diikuti secara otomatis, ditentukan dan diatur dalam segala bentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia, semua itu adalah institution (Pudja, 1963: 48).

Berdasar Undang-Undang no 1 tahun 1974, pasal 1 tujuan dari perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan terpenuhinya kebutuhan jasmanai dan rohani bukan hanya untuk melegalkan suatu hubungan sek.
Perkawinan dalam perspektif Hindu mengandung makna untuk secara sempurna melaksanakan ajaran agama (dharma), melahirkan putra suputra dan berbudi pekerti yang luhur, serta memuskan dorongan nafsu seksual sesuai dengan ajaran agama dan hukum yang berlaku.
Azas perkawinan Hindu adalah monogami, dengan sistem perkawinan laki-laki sebagai kepala rumah tangga (patriarchat) dalam keadaan seseorang tidak memiliki anak laki-laki, anak perempuan dapat distatuskan sebagai purusa (laki-laki) untuk melanjutkan keturunan, pemeliharaan tempat suci keluarga dan pewarisan
Perempuan Hindu menurut Veda dan Susastra Hindu memiliki kedudukan yang tinggi, terhormat, sebagai sarjana, dapat memimpin pasukan ke medan perang, sebagai guru, sebagai ibu atau calon ibu yang akan melahirkan putra suputra, perwira dan berbudhi pekerti yang luhur.

B. Syarat Perkawinan
Syarat perkawinan agama Hindu adalah :
a. perkawinan harus dilaksanakan atas dasar persetujuan dari kedua mempelai.
b. Untuk orang yang belum berumur 21 tahun harus dengan seijin orang tua.
c. Kedua mempelai telah beragama Hindu.
d. Dalam upacara terdapat persaksian yang meliputi manusia saksi (Kerabat), Dewa Saksi (Sang Hyang Widhi), Bhuta Saksi (leluhur).
e. Dalam perkawinan Hindu harus dilaksanakan dengan Samkara (upacara Suci)
f. Perkawinan Hindu Harus disahkan oleh seorang Pendeta/Pinandita.

Menurut agama Hindu dalam kitab Manava Dharmasastra III. 21 disebutkan 8 bentuk perkawinan sebagai berikut:
1. Brahma wiwaha adalah bentuk perkawinan yang dilakukan dengan memberikan seorang wanita kepada seorang pria ahli Veda dan berkelakukan baik yang diundang oleh pihak wanita.
2. Daiwa wiwaha adalah bentuk perkawinan yang dilakukan dengan memberikan seorang wanita kepada seorang pendeta pemimpin upacara.
3. Arsa wiwaha adalah bentuk perkawinan yang terjadi karena kehendak timbal-balik kedua belah pihak antar keluarga laki-laki dan perempuan dengan menyerahkan sapi atau lembu menurut kitab suci.
4. Prajapatya wiwaha adalah bentuk perkawinan dengan menyerahkan seorang putri oleh ayah setelah terlebih dahulu menasehati kedua mempelai dengan mendapatkan restu yang berbunyi semoga kamu berdua melakukan dharmamu dan setelah memberi penghormatan kepada mempelai laki-laki.
5. Asuri wiwaha adalah bentuk perkawinan jika mempelai laki-laki menerima wanita setelah terlebih dahulu ia memberi harta sebanyak yang diminta oleh pihak wanita.
6. Gandharva wiwaha adalah bentuk perkawinan berdasarkan cinta sama cinta dimana pihak orang tua tidak ikut campur walaupun mungkin tahu.
7. Raksasa wiwaha adalah bentuk perkawinan di mana si pria mengambil paksa wanita dengan kekerasan. Bentuk perkawinan ini dilarang.
8. Paisaca wiwaha adalah bentuk perkawinan bila seorang laki-lak dengan diam-diam memperkosa gadis ketika tidur atau dengan cara memberi obat hingga mabuk. Bentuk perkawinan ini dilarang.




Manava dharmasastra IX. 96 sebagai berikut:
“Prnja nartha striyah srstah samtarnartham ca manavah
Tasmat sadahrano dharmah crutam patnya sahaditah”
“Untuk menjadi Ibu, wanita diciptakan dan untuk menjadi ayah, laki-laki itu diciptakan. Upacara keagamaan karena itu ditetapkan di dalam Veda untuk dilakukan oleh suami dengan istrinya (Pudja dan Sudharta, 2002: 551)

Menurut I Made Titib dalam makalah “Menumbuhkembangkan pendidikan agama pada keluarga” disebutkan bahwa tujuan perkawinan menurut agama Hindu adalah mewujudkan 3 hal yaitu:
1. Dharmasampati, kedua mempelai secara bersama-sama melaksanakan Dharma yang meliputi semua aktivitas dan kewajiban agama seperti melaksanakan Yajña , sebab di dalam grhastalah aktivitas Yajña dapat dilaksanakan secara sempurna.
2. Praja, kedua mempelai mampu melahirkan keturunan yang akan melanjutkan amanat dan kewajiban kepada leluhur. Melalui Yajña dan lahirnya putra yang suputra seorang anak akan dapat melunasi hutang jasa kepada leluhur (Pitra rna), kepada Deva (Deva rna) dan kepada para guru (Rsi rna).
3. Rati, kedua mempelai dapat menikmati kepuasan seksual dan kepuasan-kepuasan lainnya (Artha dan kama) yang tidak bertentangan dan berlandaskan Dharma.
Lebih jauh lagi sebuah perkawinan ( wiwaha) dalam agama Hindu dilaksanakan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Sesuai dengan undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 yang dijelaskan bahwa perkawinan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal maka dalam agama Hindu sebagaimana diutarakan dalam kitab suci Veda perkawinan adalah terbentuknya sebuah keluarga yang berlangsung sekali dalam hidup manusia. Hal tersebut disebutkan dalam kitab Manava Dharmasastra IX. 101-102 sebagai berikut:
“Anyonyasyawayabhicaroghaweamarnantikah,
Esa dharmah samasenajneyah stripumsayoh parah”
“Hendaknya supaya hubungan yang setia berlangsung sampai mati, singkatnya ini harus dianggap sebagai hukum tertinggi sebagai suami istri”.
“Tatha nityam yateyam stripumsau tu kritakriyau,
Jatha nabhicaretam tau wiyuktawitaretaram”
“Hendaknya laki-laki dan perempuan yang terikat dalam ikatan perkawinan, mengusahakan dengan tidak jemu-jemunya supaya mereka tidak bercerai dan jangan hendaknya melanggar kesetiaan antara satu dengan yang lain” (Pudja, dan Sudharta, 2002: 553).

FENOMENA SEX PRA NIKAH

bukti kongkrit :
• banyak terjadi aborsi yang disebabpkan kehamilan diluar nikah
• perilaku sek bebas banyak dilakukan oleh mahasiswa yang ngekos
• Salah seorang mahasiswa sebuah PTS di Jogja bahkan mengaku kalau dia menjadi bagian dari gaya hidup seks pra nikah sejak tahun 2000. Dia merasa gelisah dan pusing bila tidak melakukan hubungan intim, hanya hari Minggu saja mereka "libur".
• banyak wanita muda yang berpakaian sangat ketat dan merangsang bagi laki laki sehingga memicu nafsu sek lelaki
• Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Barat di enam kabupaten pada 2009, terdapat sekitar 29 persen remaja di Jawa Barat pernah melakukan hubungan seks pranikah
• Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sahabat Anak Dan Remaja Indonesia (Sahara Indonesia) melakukan polling di kota Bandung dan hasilnya adalah 44,8% mahasiswi dan juga remaja Kota Bandung sudah pernah melakukan hubungan intim (seks).
• Suatu penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah. Yang lebih mengenaskan, semua responden mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada paksaan


SEK PRA NIKAH DALAM PANDANGAN AGAMA HINDU

• Bila dari hubungan tersebut menimbulkan anak maka anak tersebut tidak suci dan dianggap kotor karena benih kedua belah pihak belum disucikan melalui wiwaha samskara
• hubungan seksual berarti menyatukan dua unsur utama kehidupan sehingga penyatuan tersebut harus disucikan
• air mani sebagai sumber kekuatan spiritual yang sangat tinggi dan dahsyat sehingga penggunaanya harus benar benar hati hati dan disesuaikan.

Kamis, 23 Desember 2010

TUGAS AKBID 1

KERJAKAN TUGAS BERIKUT DAN SEGERA KIRIM VIA EMAIL PALING LAMBAT TGL 25

  1. berdasarkan materi penciptaan bhuana alit. bagaimanakah pandangan agama Hindu terhadap program Keluarga Berencana (KB), diperbolehkan atau tidak? berikan argumen anda !
  2. Ada orang yang berpandangan bahwasanya anak atau janin merupakan anugerah Tuhan bukan sekedar hasil persenggamaan sehingga setiap orang wajib menerimanya dan tidak boleh menolaknya. bagaimanakah pandangan saudara mengenai konsep ini? berikan argumen anda!
  3. pada saat ini di kalangan masyarakat Hindu sering di dentumkan untuk melaksanakan AHIMSA, namun bila kita amati secara hakikat atma manusia tidak akan bisa Hidup tanpa HIMSA. berikan pendapat dan argumen anda menganai stetmen ini!
  4. Bagaimanakah hubungan antara bhuana agung dengan bhuana alit??
  5. manusia terlahir kedunia dengan posisi dan kondisi yang bagaimanapun merupakan suatu keberuntungan dan kehebatan. mengapa demikian??? berikan penjelasan anda!
  6. manusia terikat oleh lima lapisan badan yang membungkusnya sehingga manusia memiliki kemelekatan. sebutkan lima lapisan tersebut dan bagaimana cara melepas keterikatan lima lapisan badan itu.
  7. manusia terlahir dari sumber yang sama dan cetakan yang sama bentuknya, tapi pada akhirnya tiap manusia memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain sehingga tidak ada yang sama diantara mereka baik secara fisik maupun mental. mengapa demikian??? berikan argumen anda!
  8. sebutkan komposisi Tri Guna terhadap kondisi atma setelah meninggalkan raga!
  9. moksa merupakan visi tertinggi umat Hindu, berikan definisi dan tingkatan moksa!
  10. Hindu memiliki ajaran catur purusa arta yang meliputi Dharma, Arta, Kama, Moksa. dimana ajaran tersebut dianjurkan untuk dilaksanakan secara berurutan. menurut saudara MOKSA dapat dicapai atau tidak melalui jalur tersebut? berikan jawaban dan alasan saudara!

SEGERA DIKERJAKAN DAN KIRIM HASILNYA VIA EMAIL
UNTUK BAHAN PENILAIAN SEMESTERAN
GOOOD LUCK......!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

JALAN MENEMUKN ATMA DALAM PANDANGAN HINDU

JALAN MENEMUKN ATMA DALAM PANDANGAN HINDU

Atman merupakan bagian mendasar dari suatu makhluk, atman tidak bias dilihat dan atman bersifat sangat halus, sehingga tidak semua orang mampu mengenal atau mengetahui keberadaan sang atma.
Agama Hindu mengajarkan beberapa cara agar manusia mengenal atman alam dirinya, cara tersebut disebut dengan istilah YOGA. Yoga berfungsi menyatukan jiwa manusia dengan Atman, yang tersembunyi di dalam lubuk hati yang paling dalam. Yoga pada tujuan tertingginya yaitu bagaimana caranya mencapai Brahman dan hidup seperti Brahman. Brahman yag paling dekat dengan diri manusia disebut parama atman. Dimana parama atman tersebut bias diidentikkan dengan atman yang murni dalam diri manusia. Ada 4 cara mencapai tuhan dalam yoga untuk menemukan Atman, namun empat jalan tersebut membawa kepada tujuan yang satu. Manusia dapat memilih salah satu dari empat jalan tersebut berdasarkan pribadi orang tersebut. Menurut analisis Hindu, pada umumnya ada empat tipe pribadi manusia yaitu suka merenung, aktif, emosional, dan empiris (menekankan pengalaman).
Keempat jalan tersebut dimulai dari beberapa petunjuk penting mengenai kesusilaan Karena tujuan /akhir dari masing-masing jalan adalah untuk menjernihkan permukaan diri kita agar dapat terlihat unsur keilahian yang dibawahnya, maka tentu saja pribadi itu harus dibersihkan dari kotoran moral yang besar. Orang yang ingin melakukan yoga harus memulai kebiasaan serta praktek hidup yang bermoral.
  1. Jnana Marga
Jalan melalui pengetahuan atau jnana yoga diperuntukkan bagi orang-orang yang mempunyai kecenderungan intelektual yang kuat. Bagi orang seperti itu, Hindu menawarkan serangkaian semadi dan pembuktian logis yang dimaksudkan untuk meyakinkan si pemikir bahwa ada hal yang lebih dari dirinya yang berhingga itu.
Jalan untuk memperoleh pengetahuan ini terdiri dari tiga langkah yaitu mendengar, berpikir, dan pengalihan. Pertama adalah mendengar, yakni mendengar ucapan dari orang-orang bijaksana, dan kitab-kitab suci. Tujuannya agar orang yang bersangkutan berkenalan dengan hipotesis pokok bahwa di pusat jati dirinya terdapat sumber kehidupan yang tak berhingga yang tidak dapat dipadamkan. Langkah kedua adalah berpikir, yaitu Atman yang tadinya berupa konsep kosong, diubah menjadi kenyataan penting. Langkah ketiga adalah pengalihan identifikasi dirinya dengan roh abadi dengan mencoba membayangkan dirinya sebagai roh abadi itu. Ia harus melihat dirinya dari sudut pandang yang berbeda seolah-olah ia adalah pribadi yang berbeda, karena memang dirinya adalah fana dan hanya atman yang nyata.

2. Bhakti Marga
Jalan melalui cinta atau bhakti yoga berbeda dengan jnana yoga. Dalam jnana yoga gambaran tentang Tuhan bagaikan suatu samudera yang tak berhingga dan berada di dasar diri kita. Tuhan dibayangkan sebagai Diri yang merembesi segala sesuatu yang sepenuhnya berada di dalam manusia ataupun di luar manusia. Tugas manusia adalah mengenal persatuan diri dengan Tuhan, dan Tuhan bukan dipahami sebagai pribadi. Akan tetapi, bagi seseorang yang lebih mengutamakan cinta daripada pikiran, Tuhan pastilah kelihatan berbeda dengan hal-hal tersebut. Pertama, bhakti akan menolak semua pandangan yang menyatakan Tuhan adalah diri pribadinya, bahkan dirinya yang paling dalam, dan berkeras bahwa Tuhan lain dari dirinya. Alasannya, karena cinta merupakan perasaan yang dicurahkan keluar. Kedua, tujuan jnana berbeda dengan bhakti. Tujuannya bukanlah melihat kesatuan dirinya dengan Tuhan, melainkan untuk memuja Tuhan dengan segenap kemampuan yang ada pada dirinya. Apa yang harus dilakukan adalah mencintai Tuhan dengan setulus hati, mencintai dalam kehidupan, mencintai hal lain karena Dia, dan mencintai-Nya tanpa pamrih apapun.
Ada tiga cara pendekatan bhakti yang perlu diketahui yaitu:
  • Japam, yaitu latihan menyebut nama Tuhan berulang-ulang kali.
  • Mendengungkan pergantian cinta, menunjukan kenyataan bahwa ada berbagai jenis cinta, misalnya cinta anak-orangtua dan suami-istri, dan lain-lain. Cara ini mendorong orang yang melakukan yoga mengalihkan semua cinta kepada Tuhan.
  • Pemujaan terhadap Tuhan menurut bentuk ideal seseorang. Menurut agama Hindu ada tingkatan-tingkatan cinta yang semakin mendalam dan timbal balik. Tahap pertama adalah sikap mereka yang dilindungi terhadap si pelindung. Tahap kedua adalah tahap persahabatan, dimana Tuhan dipandang sebagai teman bahkan teman sepermainan. Tahap ketiga adalah sikap cinta orang tua dimana Tuhan dipandang manusia sebagai anak.

3. Karma Marga
Jalan melalui kerja atau karma yoga ditujukan secara khusus bagi orang yang berwatak aktif. Kerja adalah pokok kehidupan manusia. Dorongan bekerja bukanlah motivasi ekonomis, melainkan motivasi psikologis. Manusia akan merasa gelisah atau kehilangan semangat saat tidak bekerja. Jalan ini ditujukan secara khusus bagi orang yang berwatak aktif. Jalan ini menggunakan kerja sebagai sarana untuk menuju Tuhan.
Karma yoga mempunyai rute-rute alternatif tergantung pada pendekatan kita, apakah dengan filosofis atau dengan sikap cinta. Jadi karma yoga dapat dipraktekkan dengan gaya jnana yoga (pengetahuan) atau bhakti yoga (cinta). Pekerjaan dapat menjadi wahana menuju Tuhan melalui kedua hal tersebut, karena agama Hindu mengajarkan bahwa setiap tindakan yang dilakukan pada dunia di luar kita mempunyai reaksi yang sepadan di dalam diri pelakunya. Setiap perbuatan yang manusia lakukan untuk kepentingan kesejahteraan diri manusia akan menambah satu lapisan ego yang semakin mempertebal jarak antara dirinya dan Tuhan, baik yang dipahami di dalam diri maupun di luar diri. Demikian pula setiap tindakan yang dilakukan tanpa mengingat kepentingan diri sendiri, akan mengurangi hambatan untuk mencapai Atman di dalam diri, hingga akhirnya tidak ada hambatan yang mengaburkan hubungan seseorang dengan Tuhan.
Seorang yang menganut jalan karma yoga akan berusaha melakukan setiap hal yang dihadapinya seakan-akan hal itu merupakan satu-satunya tugas yang harus dikerjakannya. Ia akan berusaha memusatkan perhatiannya secara utuh dan mantap terhadap setiap tugas, dengan menjauhkan segala bentuk ketidaksabaran, kegembiraan, ataupun usaha yang sia-sia untuk melakukan atau mengingat berbagai hal lainnya dalam waktu yang sama. Ia akan berusaha sekuat tenaga, karena jika tidak berarti ia telah menyerah kepada kemalasan yang merupakan sifat mementingkan diri.[

4. Raja Marga
Jalan melalui latihan psikologis disebut juga raja yoga karena jenis yoga ini mampu membawa orang ke taraf yang tinggi. Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk menempuh raja yoga ini adalah dimilikinya suatu dugaan kuat bahwa diri manusia sebenarnya jauh lebih mengagumkan dari yang kita sadari saat ini. Orang yang melakukan raja yoga akan melakukan percobaan terhadap rohaninya sendiri dengan hipotesis bahwa Atman ada di dalam lapisan-lapisan diri manusia. Tujuan raja yoga adalah untuk membuktikan keabsahan dari pandangan tentang lapisan-lapisan ini.
Tahap-tahap dari raja yoga ada delapan tingkat, namun dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
  • Persiapan etis atau persiapan di bidang kesusilaan, yaitu tidak membunuh atau membenci apapun juga, tidak mencuri, tidak berbuat mesum, tidak berbuat curang, dan harus murni secara batin.
  • Persiapan badani, yaitu orang harus menguasai gerak-gerik, nafas tubuh, serta perasaannya.
  • Merenung, yaitu orang harus dapat memusatkan perhatiannya kepada sesuatu supaya menjadi tenang. Setelah tenang orang harus merenungkan sesuatu.
  • Samadhi, yang menghapuskan perasaan adanya identitas. Tubuh dan pikiran menjadi mati terhadap segala perangsang dari luar. Hanya sasaran yang direnungkan itulah yang tinggal bersinar-sinar.
Jika telah dapat mencapai tahap ini, maka ia telah mencapai tingkatan moksa, yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu adalah satu dan dengan pengalamannya ia merealisasikan kesatuan itu. Baginya hanya Atman/Brahman saja yang kekal, sedangkan segala yang lain di dalam dunia ini adalah maya atau tidak nyata.
Secara terperinci maha resi Patanjali mengklasifikasi tahapan yoga dalam delapan tahap yang disebut astangga yoga yag terdiri dari :
  1. Yama, artinya pantangan yang mencakup pantang menyakiti makhluk lain baik dalam pikiran, kata-kata maupun perbuatan (ahimsa), pantang berbuat salah (satya), pantang mencuri (asteya), pantang mengumbar nafsu (brahmacharya), dan pantang memiliki hak orang lain (aprigraha).
  2. Niyama, artinya pembudayaan diri dan termasuk penyucian (sauca) eksternal dan internal, kedamaian (santosa), bertapa (tapa), belajar (svadhyaya) dan pemujaan kehadapan Tuhan (Isvharapranidhana).
  3. Asana secara harfiah berarti “sikap tubuh yang nyaman”. Selama dalam gerakan yang nyaman ini tubuh tetap dalam keadaan yang sangat rileks dan pernafasan yang sangat dalam yang secara alamiah menyertai sikap tubuh ini, membawa sejumlah besar oksigen diserap ke dalam aliran darah. Selama asana energi dikumpulkan tidak dikeluarkan. Asana memberi efek pada setiap aspek dari fisik. Menyeimbangkan sekresi kelenjar, mengendurkan dan memperbaiki sistim syaraf dan otot, merangsang sirkulasi, meregangkan tendon, melenturkan persendian, memijat organ-organ dalam dan menenangkan serta mengkonsentrasikan pikiran. (Asana akan mengontrol kelenjar, kelenjar akan mengontrol sekresi/produksi hormon dan sekresi hormon akan mengontrol kecendrungan pikiran). Kehidupan modern membuat kita selalu berpacu dengan waktu. Tekanan pekerjaan dan peningkatan emosional akan menyebabkan depresi yang meluas bahkan mungkin beberapa penyakit kejiwaan yang disebabkan oleh pikiran. Kita telah kehilangan kedamaian mental kita. Yoga adalah solusi yang jelas. Postur-postur dalam yoga akan menyeimbangkan kelenjar endokrin yang dapat menenangkan dan mengontrol emosi kita. Pernafasan yang dalam selama asanas akan menenangkan dan memberikan energi yang banyak pada pikiran.
  4. Mengendalikan Energi vital (Pranayama). Hidup adalah suatu energi (prana) dalam tubuh. Energi atau kekuatan ini menjaga fungsi-fungsi tubuh dengan cara menggetarkan sel-sel, saraf, organ, dan lain-lain. Getaran ini didapatkan dari denyut prana (kekuatan hidup) yang berulang-ulang. Jika seseorang yogi mengarahkan pikirannya menuju lapisan intuisi terhalus, maka ia harus membuat tubuhnya dalam keadaan damai dengan cara mengendalikan denyut prana yakni dengan pranayama, artinya mengontrol nafas dan berkaitan dengan pengaturan-pengaturan nafas ke dalam, menahan nafas dan nafas ke luar. Ini sangat berguna bagi kesehatan dan sangat kondusif bagi konsentrasi pikiran.
  5. Prathyahara, artinya mengontrol indra-indra dan terdiri atas penarikan indra-indra dari objek-objeknya. Indra-indra kita mempunyai kecendrungan yang besar bergerak ke luar untuk memenuhi keinginannya. Indra-indra tersebut harus selalu dicek dan diarahkan agar bergerak ke dalam, revolusi ke dalam. Ini merupakan proses introversi diri.
  6. Dharana, artinya memusatkan pikiran pada satu objek meditasi seperti ujung hidung atau tengah-tengah jidat atau bayangan suatu deva, dan sebagainya. Pikiran harus ditegakkan, kuat dan terfokus, seperti nyala lilin. Ia tenang, tegak, tak tergoyahkan oleh fluktuasi-fluktuasinya.
  7. Dhyana, artinya meditasi dan terdiri atas aliran yang tak terganggu pikiran di sekitar objek meditasi (prtyayaika-tanaka). Ini adalah kontemplasi teguh tanpa adanya istirahat.
  8. Samadhi, artinya konsentrasi. Ini merupakan tahapan terakhir di dalam sistem yoga. Di sini pikiran benar-benar diserap di dalam objek meditasi. Di dalam dhyana tindakan meditasi dan objek meditasi tinggal terpisah. Tetapi di sini mereka menjadi satu. Ini merupakan alat bantu tertinggi untuk merealisasikan penghilangan modifikasi-modifikasi mental yang merupakan tujuannya.

Senin, 01 November 2010

sejarah agama hindu di india

BAHAN AJAR

Wahyu suci Weda diwahyukan oleh Tuhan melalui perantara untuk menerima wahyunya dan menyebarluaskanya kepada seluruh umat manusia. Para penerima wahyu Weda tersebut sering disebut dengan istilah “Sapta Maha Resi” adapun para Rsi tersebut yaitu :
1. Rsi Gritsamada
Rsi Gritsamada lahir dari keluarga Angira, beliau Rsi yang rajin dan tekun, Rsi Gritsamada berjasa bagi kita, beliau mengumpulkan mantram-mantram Weda. Beliau banyak menulis mantra Reg Weda.
2. Rsi Wiswamitra
Wiswamitra adalah Rsi yang banyak disebut-sebut, wahyu yang beliau terima dihimpun dalam Weda. Pada mulanya Wiswamitra dikenal sebagai keturunan ksatria atau penguasa, karena ketekunannya dalam belajar beliau akhirnya dikenal sebagai Maha Rsi.
3. Rsi Wamadewa
Wamadewa sangat banyak menulis ayat-ayat Weda. Dalam cerita dikatakan Rsi Wamadewa telah mencapai penerangan sempurna semasih dalam kandungan ibunya, keajaiban sering terjadi dalam kehidupannya. Wamadewa sudah biasa berbicara dengan Dewa Indra dan Dewa Aditi.
4. Rsi Atri
Atri lahir dilingkungan keluarga Brahmana, keluarga Atri banyak menerima wahyu. Sebagai warga Brahmana, Rsi Atri sejak kecil hidup dalam lingkungan disiplin Brahmana, ada tiga puluh enam keluarga Atri yang mampu menerima wahyu. Rsi Atri dan keluarganya sungguh besar jasanya bagi kita semua.
5. Rsi Bharadwaja
Pada masa Rsi Bharadwaja, kegiatan menghimpun ayat Weda tetap dilanjutkan. Rsi Bharadwaja selalu berpikir suci, beliau sangat rajin mengumpulkan ayat-ayat Weda.
6. Rsi Wasista
Nama Wasista banyak disebutkan dalam Maha Bharata, Wasista adalah seorang Rsi. Beliau tinggal di hutan Kamyaka, beliau belajar di tempat yang sepi jauh dari keramaian. Beliau banyak menambah ayat-ayat Reg Weda.
7. Rsi Kanwa
Maha Rsi Kanwa adalah orang suci, beliau menerima banyak wahyu. Karena kesuciannya beliau sangat dicintai. Hyang Widhi menganugrahkan kesabaran kepada beliau, Rsi Kanwa sangat bijaksana, pribadinya dikagumi banyak orang.

FASE PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA
1. Zaman Weda
Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah, Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun pada masa itu Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yangTunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra, pembagian ini bersifat Horisontal bukan vertikal. Adapun ciri utama zaman weda yaitu sebagai berikut :
• Kitab suci Weda diwahyukan dan adanya pengkodifikasian wahyu Weda kedalam Catur Weda,
• kepercayaan manusia terhadap para Dewa sangat tinggi, dewa merupakan perwujudan tuhan yang maha tunggal
• dewa yang terkenal yaitu : agni, indra, rudra, waruna

2. Zaman Brahmana
Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya "Tata Cara Upacara" beragama yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Car Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda. Adapun ciri yang menonjol pada jaman brahmana yaitu :
• Adanya pelaksanaan yajna secara besar besaran,
• kedudukan para brahmana dan Dewa sejajar
• Para Brahmana menjadi golongan paling berkuasa
• Munculnya berbagai macam bentuk pasraman
• Dewa jadi berkembang fungsinya
• Munculnya kitab sutra sebagai kitab penuntun pelaksanaan yajna

3. Zaman Upanisad
Sedangkan pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan
Saji saja, akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jamanPurana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum. Pada zaman ini filsafat ini terpecah menjadi 2 airan besar yaitu astika yaitu filsafat yang menempatkan weda sebagai otoritas tertinggi, dan nastika yaitu filsafat yang tidak menempatkan weda sebagai otoritas tertinggi dalam ajaranya.
1. Astika yitu kelompok filsafat yang mengakui weda sebagai otoritas ajaran tertinggi, yang terdiri dari wedanta, Waisesika, Yoga, Samkya, Nyanya, mimamsa
2. Nastika yaitu kelompok filsafat yang tidak mempercayai weda sebagai otoritas tertinggi ajaranya yang meliputi Buda, jaina, carwaka


PERKEMBANGAN AGAMA HIDU DI NEGARA LAIN
1. Mesir
Di mesir ada prasasti dalam bentuk Incrispi yang berangka 1280 SM. Isinya memuat tentang perjanjian raja Ramases II dengan bangsa Haititie.dalam prasasti tersebut terdapat tulisan “Maitrawaruna sebagai dewa kembar dalam weda yang menjadi saksi”. Pada raja mesir zaman dahulu dinamakan dengan nama Ramases. Nama tersebut mengingatkan kita pada cerita Rama dalam ceritera ramayana yang diakui sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.

2. Mexico
Di mexiko memiliki perayaan hari raya yang disebut Rama-Sita , disana juga ditemukan arca ganesha dalam penggalian arkeologi. Penduduk bangsa mexiko dinamakan bangsa Aztec yang mengingatkan kita pada kelompok Astika dalam sejarah perkembangan agama Hindu di India.
3. Peru
Bangsa peru merupakan bangsa yang penduduknya banyak menyembah kemulian matahari, hari rayanya dinamakan Soloutis dimana diryakan tiap 21 Juni dan 22 desember dimna matahari tepat pada titik deklanasinya. Masyarakat peru sering disebut dengan nama bangsa Inca yang berasal dari kata ina yang berarti matahari.

4. Kalifornia
Kalifornia merupkan negara di aamerika serikat. Di negara ini terdapat lokasi yang dinamakan “Taman Gunung Abu” di pulau kuda. (ash mountain park in horse island. Dalam kitab purana tentang raja segara dan 60.000 putranya yang dibakar oleh Rsi kapila dengan kekuatan yoganya. Putra raja segara disuruh mencari kuda persembahan ke Pathaloka dengan menggali tanah. Pataloka berarti negeri dibalik india yaitu amerika. Mereka menemukan kuda kuda di pertapaan Rsi kapila dan mereka mengganggu tapa rsi kapila sehingga mereka dipandang dan terbakar jadi abu.

5. Australia
Di Australia terdapat kebudayaann yang berupa tarian siwa dance dimana penariny di hias memiliki mata ketiga. Hal tersebut mengingatkan kita pada dewa Siwa yang memiliki mata ketiga.


SAD DARSANA

1. Samkya
Sankhya adalah pemikiran filsafat India yang bercorak realistis, dualis, dan pluralis. Dualis karena menyatakan bahwa substansi seluruh alam semesta terdiri atas dua azas yang berbeda, yaitu purusa (azas rohani) dan prakerti (azas materi). Realis karena menyatakan adanya realitas dunia yang bebas dari roh. Dan Pluralis karena menyatakan bahwa purusa (azas rohani) itu banyak, tidak terhitung. Bahkan, Sankhya membebaskan dirinya dari “Tuhan” sebagai penyebab segala yang ada, melainkan hanya mengakui kedua azas (purusa dan prakerti) sebagai hakikat alam semesta beserta isinya, juga termasuk manusia (bhuwana agung dan bhuwana alit). Purusa atau azas rohani bersifat kekal, berdiri sendiri, banyak, tidak terhitung. Sedangkan, prakerti atau azas materi yang terdiri atas unsur-unsur kebendaan dan kejiwaan (psikologis), berjumlah satu, penyebab pertama lahirnya semesta, tidak teramati tetapi nyata-nyata ada.

2. Yoga
Yoga adalah sistem filsafat India yang lebih menekankan praktik spiritual daripada sekedar teori. Metafisika yoga tidak jauh berbeda dengan samkhya karena yoga mengakui 25 tattwa dari samkhya, hanya saja yoga mengakui adanya Tuhan yang disebut iswara, yaitu salah satu dari purusa yang bebas dari semua penderitaan, mahasempurna, kekal abadi, Dia adalah Jiwa Yang Mahaagung. Sedangkan, jiwa-jiwa perorangan diliputi oleh klesa-klesa yang membelenggunya dalam lingkaran karma dan samsara. Oleh sebab itu tujuan utama dari sistem yoga adalah mengembalikan purusa dalam keadaan murninya, membebaskannya dari segala penderitaan dengan jalan menghentikan semua aktivitas citta, yoga citta vrtti nirodhah.
Sebagaimana ajaran samkhya bahwa purusa adalah banyak maka demikian pula ajaran yoga. Menurut yoga bahwa setiap purusa berhubungan dengan satu citta yang disebut karana citta. Karana citta yang berhubungan dengan tubuh disebut karya citta. Citta adalah hasil evolusi pertama dari prakerti yang merupakan gabungan dari buddhi, ahamkara, dan manas. Citta memantulkan kesadaran purusa sehingga citta menjadi sadar dan berfungsi dengan bermacam-macam cara. Sedangkan purusa sendiri menyamakan dirinya dengan citta akibat dari kebodohan (awidya) sehingga tampak mengalami semua perubahan dari citta.

3. Waesesika
Substansi menurut vaisiseka dibedakan menjadi tiga, yaitu substansi jasmani, substansi rohani, dan substansi tak terbatas. Substansi rohani yang terdiri atas atman dan manas (pikiran) penting untuk dibicarakan karena berkaitan langsung dengan kehidupan manusia. Substansi ini yang memungkinkan manusia hidup karena ia adalah asas hidup kejiwaan.
Atman menurut vaisiseka berjumlah banyak, tak terbatas, semuanya kekal, dan melingkupi segala sesuatu. Sedangkan manas secara substansial bukanlah rohani karena terdiri dari atom-atom yang menjadi lapisan dari segala bentuk kesadaran. Manas adalah suatu perasaan yang dalam (antarindriya) yang secara langsung atau tidak langsung merasakan segala macam perasaan dan keinginan. Oleh karena itu untuk dapat mengenal, merasa, mengetahui, dan menghendaki sesuatu yang ada dan bersifat kebendaan maka atman memerlukan manas yang menghubungkannya dengan alat-alat indera. Dengan demikian maka antara atman dengan manas tidak dapat dipisahkan karena hanya dengan manaslah atman dapat eksis dalam dunia eksternal. Kedua substansi inilah yang membentuk “pribadi” dalam percakapan sehari-hari. Jadi pada dasarnya pribadi dapat dibedakan atas pribadi yang berpribadi (manas/pikiran) dan yang tanpa pribadi (atman).
Oleh karena atman selalu bersama-sama dengan manas dalam eksistensinya sebagai corak kehidupan jiwani atau sebagai satu kesatuan pribadi maka kepadanya dapat dilekatkan kualitas dan memungkinkan adanya suatu aktivitas. Kualitas yang diberikan untuk substansi rohani ini antara lain budhi (pengetahuan), sukha (kesenangan), dukha (kesedihan), iccha (keinginan), dwesa (keseganan), prayatna (usaha), dharma (berfaedah) dan adharma (cacat). Meskipun demikian kualitas ini tidak mutlak melekat kepada substansi karena substansi dapat berdiri sendiri tanpa kualitas. Di pihak lain eksistensi dari substansi rohani ini, juga tampak dalam perbuatan (karma). Sebaliknya, suatu aktivitas (karma) tidak mungkin berdiri sendiri tanpa substansi.

4. Nyanya
Nyaya adalah sistem filsafat Astika, yaitu sistem filsafat yang mempercayai otoritas Weda. Walaupun tergolong Astika, Nyaya dikembangkan secara independen dari Weda melalui kekuatan nalar dan logika. Nyaya membicarakan bagian umum dari sistem filsafat sehingga bersifat teknis dan metodis karena di dalamnya dibicarakan metode untuk mengadakan penelitian yang analitis (penjernihan konsep) dan kritis (terbuka dan dialektis). Perhatian Nyaya adalah pada bidang epistemologi dan ontologi termasuk ilmu logika. Epistemologi berkaitan dengan kondisi-kondisi berpikir yang benar dan cara-cara mendapatkan pengetahuan yang valid atau sejati tentang realitas yang disebut padharta.
Dalam filsafat Nyaya pengetahuan dibagi menjadi dua ketegori mayor, yaitu anubhawa (empiris, pengetahuan pengalaman) dan smerti (memori, pengetahuan ingatan). Dua kategori mayor ini dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu pengetahuan yang valid disebut prama dan pengetahuan yang tidak valid disebut aprama.
Menurut Nyaya, pengetahuan yang valid (prama) hanya didapatkan melalui empat alat yang disebut catur pramana (catur artinya empat, pramana artinya alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar (prama)), yaitu (a) pratyaksa (pengamatan atau persepsi), (b) anumana (penyimpulan atau inferensi), (c) upamana (pembandingan atau komparasi), dan (d) sabda (kesaksian). Sedangkan pengetahuan yang tidak valid (aprama) apabila didapatkan dengan alat yang tidak benar, yaitu (1) smerti (ingatan), (2) samsaya (keragu-raguan), (3) bhrama atau wiparyaya (kognisi salah), dan (4) tarka (argumen hipotetik). Dengan demikian kebenaran suatu pengetahuan ditentukan oleh alat-alat yang digunakan untuk mendapatkannya. Apabila alat yang digunakan benar maka pengetahuan itu benar atau valid (prama), tetapi jika alat yang digunakan salah maka pengetahuan itu salah atau invalid (aprama).

5. Mimamsa
Sistem Filsafat Mimamsa ditulis dalam Mimamsasutra oleh Maharsi Jaimini (300-200 SM). Penting untuk diketahui bahwa pada abad ke-6 sampai abad ke-3 SM, ajaran-ajaran Buddha menguasai alam pikiran orang India sehingga agama Brahmana yang sebelumnya dianut oleh mayoritas orang India mulai ditinggalkan dan diganti dengan agama baru, yaitu Buddha. Oleh sebab itu mimamsa tampil sebagai aliran filsafat yang berusaha mengembalikan kejayaan agama brahmana dengan memberikan pemikiran-pemikiran kritis dan spekulatif tentang ajaran Veda.
Mimamsa menekankan pada ajaran karma kanda, yaitu memaknai bahwa inti ajaran veda adalah aktivitas (karma). Menurut mimamsa, veda adalah otoritas tertinggi, sumber dari segala sumber pengetahuan, kekal, sumber segala kebenaran karena veda sendiri adalah kebenaran. Veda mengajarkan tentang dharma, yang darinya segala sesuatu di dunia ini berlaku teratur, tidak berawal dan berakhir, tidak ada penciptaan dan peleburan, semua berlaku sesuai dengan karmanya sendiri. Oleh karena itu meyakini dan melaksanakan ajaran veda akan mengantarkan manusia menuju sorga. Walaupun demikian mimamsa akhirnya menyesuaikan diri dengan sistem filsafat Hindu lainnya, juga mengajarkan bahwa tujuan tertinggi dari pelaksanaan dharma adalah moksa. Moksa dapat dicapai dengan melakukan upacara-upacara keagamaan, kurban, Pokok ajaran mimamsa adalah yadnya, persembahan suci yang tulus ikhlas sesuai dengan ajaran-ajaran Weda. Hanya dengan melaksanakan ajaran Weda manusia dapat mencapai surga, bahkan kelepasan (moksa). Oleh sebab itu maka ajaran mimamsa dikatakan sebagai karma-kanda. Pokok pembicaraan mimamsa adalah peneguhan kewibawaan Weda dan pembuktian bahwa kitab Weda merupakan tuntunan dalam pelaksanaan upacara-upacara keagamaan.
Dikatakan oleh mimamsa bahwa dharma tidak akan mendatangkan pahalanya secara langsung. Dalam hubungan ini walaupun orang melakukan segala macam upacara keagamaan dengan benar dan berdasarkan kemurnian kesusilaan, ia tidak akan secara langsung memetik buah dari perbuatannya itu. Sebab semua tindakan yang mengenai upacara keagamaan hanya bersifat sementara, tidak kekal maka tindakan ini tidak mungkin mempunyai hubungan langsung dengan buahnya. Upacara keagamaan adalah suatu kelompok tindakan yang akan berakhir bila tindakan itu selesai dilaksanakan, tetapi pahala yang akan diperoleh dari suatu upacara tidak akan diperoleh setelah upacara itu dilakukan melainkan harus menunggu beberapa waktu lagi. Hal ini dipertegas lagi bahwa hasil tertinggi dari semua bentuk upacara, yaitu sorga hanya akan didapatkan setelah kematian. Persoalannya adalah bagaimana mungkin upacara yang selesai dilaksanakan pada waktu ini, di sini menghasilkan pahala pada waktu dan tempat yang kemudian ?
Untuk menjawab hal tersebut, mimamsa mengajarkan tentang apurwa. Apurwa berarti tenaga yang tidak tampak. Suatu upacara yang telah dilakukan oleh seseorang akan melahirkan suatu tenaga atau daya yang tidak tampak di dalam jiwa orang yang melakukan ritual tersebut. Apurwa ini akan terus bertahan hingga upah yang sesuai dengan perbuatan itu menjadi masak. Jadi, apurwa mewujudkan suatu jembatan yang menghubungkan waktu sebuah ritual dengan buahnya.

6. Waisesitwa
Filsafat wisestadvaita membicarakan Tuhan dan atribut-atributnya. Tuhan dikatakan sebagai advaita, artinya satu-satunya kenyataan yang tiada duanya, tetapi Tuhan yang satu itu diberi keterangan oleh sifat-sifatnya (visesta). Menurut visestadvaita Tuhan disebut Visnu atau Narayana yang sama dengan Brahman.
Berbeda dengan dvaita vedanta bahwa Tuhan sama sekali berbeda dengan jiwa dan benda, maka visestadvaita berkata bahwa Tuhan, Jiwa, dan Dunia memang berbeda tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan. Tekanannya diletakkan pada kata berbeda tapi berhubungan erat sekali. Brahman menjelma dalam jiwa, dalam dunia serta menjiwai kedua-duanya. Tuhan adalah azas imanen berada di dalam jiwa (purusa) dan benda (prakerti). Akan tetapi jika Tuhan berada bagi dirinya sendiri maka jiwa dan benda berada bagi Tuhan. Tuhan, Jiwa dan Badan mewujudkan suatu kesatuan organis, baik secara silmultan maupun secara berurutan. Contoh, ketika kita berbicara “Bungan Mawar Merah” maka ucapan ini adalah suatu kesatuan, yaitu bunga (substansi) dilekati oleh dua kualitas yang berbeda, yaitu “mawar” dan “merah”. Bunga sesungguhnya ada dalam dirinya sendiri, sedangkan dua kualitas yang menyertainya bergantung pada bunga sebagai substansinya. Akan tetapi ketiganya saling bergantungan satu dengan yang lainnya karena ketiganya adalah kesatuan “ Bungan Mawar Merah”. Ketiganya hadir secara simultan dalam satu realitas. Contoh lain adalah ketika melihat seorang perjaka maka substansi nya adalah “itu orang”, sedangkan “jejaka” adalah kualitas yang melekatinya. Apabila jejaka itu kita lihat 18 tahun yang lalu pada saat dia masih bayi maka kualitas “bayi” juga pernah melekat pada “seorang itu”. Ini menunjukkan bahwa jiwa yang dahulu menjelama dalam bayi (18 tahun yang lalu), sekaran menjelma dalam jejaka (sekarang), padahal jiwa itu satu, namun hadir secara berurutan. Artinya, baik yang hadir secara simultan maupun secara berurutan ketiganya tidak dapat dipisah-pisahkan (arptak siddhi).
Memang brahman berbeda dengan jiwa dan dunia, tetapi memang benar juga bahwa brahman sama dengan jiwa dan dunia. Sepertinya, logika yang digunakan dalam advaita vedanta bersifat paradoks karena tidak mungkin sesuatu yang sama dalam hal yang sama juga dikatakan berbeda. Persoalan ini hanya mungkin terjawab dengan menyadari bahwa brahman, jiwa, dan dunia kekal adanya, namun jiwa dan dunia bergantung kepada brahman dan brahman menjelma sebagai jiwa bagi keduanya. Oleh karena brahman adalah asas imanen, asas yang berperibadi maka brahman menjadi tujuan pemujaan (bhakti) dalam semua aspirasi keagamaan. Akan tetapi karena brahman, juga berada dalam badan dan jiwa, brahman juga menjadi objek permenungan mendalam, yaitu dengan mengetahui sang diri sejati. Brahman merupakan inti dari jiwa dan tubuh yang merupakan substansi dari tubuh dan jiwa itu sendiri, sebagai sang diri sejati. Oleh sebab itu melakukan pemujaan (bhakti) sama pentingnya dengan permenungan (samadhi) karena keduanya akan mengarahkan manusia menuju kelepasan, moksa

Minggu, 03 Oktober 2010

MID KL 7 SMP 4

1.Delapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi dalam mengurusi alam semesta ini disebut dengan …
a.Asta Dala
b.Asta Dewa
c.Asta Iswarya
d.Asta Mandala

2. Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai maha kuasa dapat menguasai dan mengatasi segala – galanya serta tidak terpengaruh oleh hukum lahir, hidup dan mati disebut ...
a. Prapti c. Isitwa
b. Prakamya d. Wasitwa

3.Sang Hyang Siwa merupakan perwujudan Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang bertugas mempralina alam semesta, dengan saktinya bernama ...
a.Dewi Durgha c. Dewi Sri Laksmi
b. Dewi Saraswati d. Dewi Samodhi

4. Bila Sang Hyang Widhi berkehendak menciptakan alam ini, maka dalam waktu sekejap alam ini akan terwujud. Demikian pula sebaliknya bila berkehendak menghancurkannya maka dalam waktu sekejap pula alam ini akan hancur. Dalam Asta Aiswarya dinamakan …
a. Wasitwa c. Isitwa
b. Yatrakama wasayitwa d. Prakamya

5.Lima macam keyakinan atau kepercayaan bagi Umat Hindu disebut …
a. Panca Yadnya c. Panca Yama Brata
b. Panca Srada d. Panca Niyama Brata

6.Terbebasnya atman dari ikatan keduniawian dan pangaruh maya sehingga dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi disebut …
a. Atman c. Kharma Pala
b. Samsara d. Moksa

7.Percikan terkecil dari Brahman yang berada pada setiap mahkluk hidup disebut …
a. Atmanastuti c. Atman
b. Aham d. Gudakesa

8.Sang Hyang widhi maha ada, meresap dan memenuhi seluruh alam semesta serta tidak terpengaruh, dan mengatasi segalanya, dalam Catur Sakti disebut …
a. Prabu Sakti c. Jnana Sakti
b. Wibhu Sakti d. Kriya Sakti

9.Atman memiliki sifat tak berubah dan sempurna, tidak laki – laki maupun perempuan, sifat atman ini disebut ...
a. Awyakta c. Acala
b. Awikara d. Adahya

10.Sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi maha besar, tidak ada sesuatu yang dapat melampaui kebesaran – Nya disebut ...
a. Anima c. Mahima
b. Laghima d. Prapti

11. Mematuhi dan menjalankan aturan – aturan yang telah ditetapkan pemerintah merupakan bukti ajaran ...
a. Guru Swadyaya c. Guru Pengajian
b. Guru Rupaka d. Guru Wisesa

12. Ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Gunawan Wibhisana untuk memerintah kerajaan Alanka disebut ...
a. Asta Sakti c. Asta Brata
b. Asta Aiswarya d. Asta Dala

13.Bagi seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan hukuman secara adil pada setiap orang yang bersalah, hal ini sesuai dengan ajaran ...
a. Indra Brata c. Surya Brata
b. Yama Brata d. Candra Brata

14.Tokoh Hindu yang terkenal dengan ajaran Ahimsa atau tanpa kekerasan yang berasal dari India, di bawah ini adalah ...
a. Ramana Maha Rsi c. Ramakrsna
b. Mahatma Gandi d. Hayam Wuruk

15.Seorang pemimpin yang memiliki sifat selalu dapat memotivasi tumbuhnya sifat ksatria dengan semangat yang berkobar, teguh dan tegak dalam prinsip disebut sifat pemimpin ...
a. Agni Brata c. Candra Brata
b. Indra Brata d. Bayu Brata

16.Arah timur ( arah Matahari terbit ) disebut juga arah asal mula segala apa yang ada. Yang menjadi asal mula segala yang ada adalah ...
a. Para Dewa c. Sang Hyang Widhi
b. Purusa dan Pradana d. Ayah dan Ibu

17.Agama Hindu pada mulanya sering disebut dengan istilah ….
a.Agama Tirta
b.Agama Bumi
c.Sanatana Dharma
d.Agama Arya

18.Salah satu bukti bahwa Agama Hindu pernah berkembang pesat di Indonesia pada masa lalu ditandai dengan adanya sejarah kerajaan-kerajaan Hindu yang pernah ada di Indonesia, salah satu kerajaan Hindu tersebut adalah Majapahit. kerajaan Majapahit terletak di daerah …
a.Kebumen
b.Wonosobo

c.Kediri
d.Mojokerto
19.Bukti fisik yang utuh mengenai kerajaan Majapahit saat ini memang tidak bisa ditemukan. Kita hanya bisa mengetahui keberadaan kerajaan Majapahit dari beberapa situs yang masih bisa ditemukan saat ini, salah satu situs yang berhubungan dengan kerajaan Majapahit yaitu …
a.Petilasan pertapaan Raden Wijaya
b.Prasasti Canggal
c.Lingga
d.Yupa
e.Pertapaan Air langga


20.Perhatikan pernyataan berikut !
1. Satu keteladanan lebih baik dari seribu nasehat
2. Satu nasehat lebih baik dari seribu keteladanan
3. Ing Ngarso Sun Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
4. Adigang – Adigung – Adiguna
Pernyataan diatas yang merupakan kebijakan dan pendekatan seorang pemimpin adalah ...
a. 1, 2 c. 2, 4
b. 1, 3 d. 2, 3

21.Berikut ini ialah indikasi keberhasilan seorang pemimpin didalam memimpin, kecuali ...
a. Mampu mencetak generasi
b. Mampu menggerakkan atau memobilisasi umat
c. Mampu mengharmoniskan situasi
d. Mampu menunjukkan kekuatan gaib

22.Salah satu peninggalan Majapahit pada jaman dahulu yang masih bisa ditemukan saat ini yaitu sumur upas. Menurut sejarah sumur upas berfungsi sebagai …
a.Tempat pengambilan air untuk melakukan upacara yajna
b.Sebagai tempat / sumber Tirta Suci
c.Sebagai lorong rahasia bagi raja untuk turun mengawasi rakyatnya
d.Sebagai tempat pencucian barang barang kerajaan

23.Selain Kerajaan Majapahit bukti pesatnya perkembangan Agama Hindu di Indonesia pada masa lalu yaitu paa masa kerajaan Kediri, bila dicari letak kerajaan Kediri memang tidak ditemukan namun keberadaanya masih bisa diketahui dengan adanya situs …
a.Arca Ardanareswari
b.Candi ceto
c.Candi Penataran
d.Petilasan Jayabaya Moksa

24. Seorang pemimpin harus memiliki sifat pemberani dan tegas untuk mengatur roda pemerintahannya. Dalam Catur Kotamaning Nrpati sifat seperti ini disebut ...
a. Jnana Wisesa Sudha c. Kawiryan
b. Kaprahitaning Praja d. Wibawa

25.Petilasan Jayabaya Moksa merupakan salah satu bukti keberadaan Kerajaan Kediri. petilasan Jayabaya moksa tersebut terletak di daerah …
a.Caruban
b.Loceret
c.Pamenang
d.Trowulan

26.Suatu keyakinan terhadap adanya satu Tuhan disebut ...
a. Monotheisme c. Politheisme
b. Dinamisme d. Animisme

27.Prabu Jayabaya selain sebagai seorang raja, dia juga seorang yang ahli dalam hal yang bersifat spiritual sehingga di bisa mengetahui hal-hal yang belum terjadi dan akan terjadi. Dengan kemampuam yang dia miliki tersebut maka dia mampu memprediksi masa depan yang sering dikenal dengan istilah …
a.Ramalan Ronggowarsito
b.Jangka Jayabaya
c.Jayabaya Triwikrama
d.Petilasan Jayabaya

28.Korban suci yang tulus iklas ditujukan kepada para leluhur disebut upacara ...
a. Dewa Yadnya c. Pitra Yadnya
b. Manusia Yadnya d. Bhuta Yadnya

29.Salah satu bukti keberadaan umat Hindu di Jawa Timur saat ini yaitu adanya pura yang terletak di kaki Gunung Wilis tepatnya di kecamatan loceret Nganjuk, nama pura tersebut ialah …
a.Kahyangan Kili suci wilis
b.Selomangleng Wilis

c.Bhuana Kerta Giri Wilis
d.Petilasan Jayabaya
30. Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain guna diajak bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, merupakan devinisi dari …
a.       Agni Brata
b.      Waruna Brata
c.       Kepemimpinan
d.      Pemimpin


I.URAIAN
1.Sebutkan Bagian Bagian Cadu Sakti!
2.Sebutkan tiga contoh orang yang pernah memimpin / Presiden Bangsa Indonesia!
3.Sebutkan dua contoh obyek wisata situs majapahit yang bisa dikunjungi!
4.Apa yang anda ketahui mengenai Prabu Jayabaya?
5.Berikan contoh benda atau peninggalan kerajaan majapahit yang anda jumpai di museum Trowulan!

Kamis, 15 Juli 2010

TIRTAYATRA 27 JULI 2010



Pada tanggal 27 Juni 2010 umat Hindu di kota madiun mengadakan tirtayatra. obyek yang dikunjungi adalah Candi Ceto, Candi Sukuh, Pura Tunggal ika, dan Pura Pasek

Minggu, 06 Juni 2010

Jawaban Andi & delima

Nitya karma : kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap waktu atau sehari hari
naimitya karma : kegiatan keagamaan yang dilakukan secara insidental atau pada saat saat tertentu
5 sumber hukum hindu : sruti, smerti, sila, acara,atmanastuti
sanatana dharma : kebenaran yang kekal abadi
animisme : kepercayaan pada kehidupan roh nenek moyang / aktifitas penyembahan terhadap roh nenek moyang.
dinamisme : kepercayaan bahwa suatu benda memiliki kekuatan gaib atau magis.

JAWABAN INI HANYA INTINYA SAJA. ANDA HARUS MENGEMBANGKAN JAWABAN INI

Sabtu, 05 Juni 2010

KL 8 Terbaru

Tiga macam hutang yang dimiliki oleh setiap manusia dan harus dibayar dengan yadnya disebut : …
a. Tri Rna c. Tri Hita Karana
b. Panca Yadnya d. Catur Paramitha

Hutang yang dimiliki oleh manusia kehadapan para Rsi, orang suci atau guru atas jasa – jasanya yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan suci kepada kita disebut : …
a. Dewa Rna c. Rsi Rna
b. Pitra Rna d. Manusia Yadnya

Korban suci yang tulus iklas yang ditujukan kepada para Bhuta Kala agar tidak menggangu kehidupan manusia dan terjalin hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan disebut upacara : …
a. Dewa Yadnya c. Manusia Yadnya
b. Pitra Yadnya d. Bhuta Yadnya

Yadnya yang dilaksanakan dengan tulus iklas tanpa pamrih, sesuai dengan petunjuk sastra agama, tanpa mengharapkan hasilnya, melainkan semata – mata sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan yaitu : …
Sattwika Yadnya c. Tamasika Yadnya
Rajasika Yadnya d. Bhuta Kala Yadnya

Pernyataan dibawah ini untuk menjawab No 5 – 9 !
Perhatikan pernyataan berikut :
1. Upacara Siwaratri 11. Upacara Rajasewala / Ngeraja
2. Upacara Saraswati 12. Upacara Ngelungah
3. Upacara Segehan 13. Upacara Caru
4. Upacara Madiksa 14. Upacara Mamukur
5. Upacara Mapendem 15. Upacara Melaspas
6. Upacara Magedong – gedongan 16. Upacara Potong Gigi / Mepandes
7. Upacara Sawa Wedana 17. Upacara Swasta
8. Upacara Pawintenan 18. Upacara Pujawali Piodalan
9. Penghaturan Pisungsung 19. Upacara Tawur
10. Upacara Mitoni 20. Upacara Wiwaha


Pernyataan diatas yang merupakan contoh pelaksanaan upacara Dewa Yadnya adalah : …
a. 1,2,3,4,5 c. 6,8,13,16,20
b. 1,2,5,6,12 d. 1,2,15,18

Pernyataan diatas yang merupakan contoh pelaksanaan upacara Pitra Yadnya adalah : …
a. 5,7,12,14,17 c. 4,9,12,14,18
b. 3,9,15,17,19 d. 13,15,17,19,20

Pernyataan diatas yang merupakan contoh pelaksanaan upacara Rsi Yadnya adalah : …
a. 2,12,18 c. 4,8,9
b. 8,14,16 d. 15,17,18

Pernyataan diatas yang merupakan contoh pelaksanaan upacara Manusia Yadnya adalah : …
a. 1,5,13,18,20 c. 6,8,11,16,18
b. 6,10,11,16,20 d. 11,16,18,19,20

Pernyataan diatas yang merupakan contoh pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya adalah : … a. 3,13,19 c. 3,13,17
b. 2,13,20 d. 4,14,19

Ajaran pelaksanaan yadnya yang dilakukan oleh umata Hindu di Indonesia, dalam kerangka dasar agama Hindu termasuk kelompok : …
a. Tattwa c. Upacara
b. Filsafat d. Ethika / Susila

Enam macam pembunuhan yang sangat kejam yang patut dihindari dan tidak boleh dilakukan kepada siapapun disebut : ...
a. Sad Ripu c. Sapta Timira
b. Sad Atatayi d. Sastraghna


Perbuatan meracuni baik sesama manusia maupun binatang sampai mati maupun sampai pinsan, hal ini merupakan perbuatan dosa karena bertentangan dengan hakekat hidup yang beradab. Perbuatan seperti ini disebut : ...
a. Agnida c. Atharwa
b. Wisada d. Sastraghna

Banu duduk satu meja dengan Gana. Secara sengaja Banu mencuri penggaris Gana, saat pelajaran dimulai Gana mau menggunakan penggaris tetapi dicari – cari penggaris tidak ada. Akhirnya Banu bilang pada Gana bahwa yang mengambil penggarisnya adalah Rangga. Perbuatan Banu ini adalah perbuatan menfitnah teman sendiri yang disebut ...
a. Atharwa c. Dratikramama
b. Sastraghna d. Raja Pisuna

Seseorang yang memiliki profesi sebagai seorang Dukun dapat digolongkan kedalam : ...
a. Agnida c. Atharwa
b. Wisada d. Sastraghna

Tujuh hal yang ada pada diri manusia yang dapat menyebabkan kemabukan disebut : ...
a. Sad Atatayi c. Panca Niyama Brata
b. Catur Paramitha d. Sapta Timira


Untuk menghindari pengaruh Sad Atatayi, manusia harus melaksanakan upaya – upaya agar tidak terjerumus dalam kehancuran. Salah satunya adalah menerapkan ajaran Tri Kata Parisuddha yaitu berfikir yang baik, berkata yang baik, dan berbuat yang baik. Berfikir yang baik disebut dengan : ...
a. Manacika Parisuddha c. Kayika Parisuddha
b. Wacika Parisuddha d. Kriyamana Parisuddha

Perhatikan pernyataan berikut !
1. Maha Rsi Wiswamitra
2. Maha Rsi Bharadwaja
3. Maha Rsi Kanwa
4. Maha Rsi Wasista
5. Maha Rsi Gretsamada
6. Maha Rsi Atri
7. Maha Rsi Wamadewa

Dalam ajaran agama Hindu kita mengenal dan mempercayai tujuh Rsi penerima Wahyu Weda. Urutkan secara benar Sapta Rsi penerima wahyu Weda tersebut : ...
a. 2,4,3,5,1,7,6 c. 5,1,7,6,2,4,3
b. 5,3,1,2,6,4,7 d. 4,3,2,1,7,6,5


Kitab suci Weda merupakan wahyu yang diturunkan langsung dari Sang Hyang Widhi kepada para maha rsi, kitab suci ini disebut : ...
Weda Sruti c. Sila
b. Weda Wmerti d. Atmanastuti

Sifat dari kitab suci Weda adalah Anadi – Ananta, artinya : ...
a. Suci c. Tidak berawak dan tidak berakhir
b. Berubah – ubah d. Universal

Epos Ramayana ditulis oleh : ...
a. Bhagawan Wyasa c. Bhagawan Jaimini
b. Bhagawan Pulaha d. Bhagawan Walmiki


Wejangan Sri Kresna kepada Arjuna mengenai hakikat hidup dimuat dalam kitab : ...
a. Ramayana c. Bhagavadgita
b. Mahabharata d. Purana

Dewa Brahma adalah penguasa arah selatan / daksina, saktinya Dewi Saraswati yang merupakan lambang ilmu pengetahuan, dengan warna yaitu : ...
a. Merah c. Panca Warna
b. Jingga d. Hijau

Sinar suci atau manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai penguasa arah utara adalah Dewa Wisnu, dengan saktinya yaitu : ...
a. Dewi Saraswati c. Dewi Sanci
b. Dewi Uma d. Dewi Sri

Di bawah ini adalah beberapa kitab kesusastraan pada zaman kerajaan Majapahit. Kitab karangan Mpu Prapanca adalah : ...
a. Sutasoma c. Arjuna Wiwaha
b. Negara Kertagama d. Kunjarakarma

Perkembangan Agama Hindu pada masa kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya yaitu pada masa pemerintahan raja : ...
a. Sanjaya c. Hayam Wuruk
b. Jayanegara d. Gajah Mada



II. URAIAN

Jelaskan pengertian dari :
a. Nitya Karma
b. Naimitika Karma
c. Yadnya Sesa

Sebut dan jelaskan hubungan Tri Rna dengan Panca Yadnya !

Berikan masing – masing satu ( 1 ) contoh perilaku dari Sad Atatayi !

Sebutkan lima ( 5 ) macam Sumber Hukum Hindu !

Buatlah bagan yang menguraikan pengkodifikasian dari Weda !

Sebutkan tujuan Upacara Dewa Yadnya dan Upacara Bhuta Yadnya ?

sebutkan bagian dari panca maha bhuta !

Apakah yang dimaksud dengan sanatana dharma?

Jelaskan pengertian dari :
a. Animisme
b. Dinamisme
Sebutkan kebudayaan peninggalan Majapahit!

Kamis, 03 Juni 2010

KL 7

Tempat yang dianggap suci dan telah disucikan dengan ritual dan digunakan oleh umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Hyang Widhi disebut …
a. Tempat Suci
b. Tempat Ibadah c. Padmasana
d. Pura

Agama Hindu secara sah diakui keberadaanya di Indonesia. Pengakuan tersebut berdasarkan syarat syarat Agama di Indonesia yang telah terpenuhi, berikut yang bukan syarat diakuinya agama di Indonesia adalah …
a. Memiliki Kitab Suci
b. Memiliki Tempat Suci c. Memiliki Hari Suci
d. Memiliki pemeluk yang banyak

Sebelum ada Pura, bagi umat Hindu yang dijadikan tempat suci adalah …
a. Wihara
b. Gunung c. Pohon besar
d. Batu besar

bagian dari Pura yang digunakan khusus untuk singgasana atau pelinggih Hyang Widhi disebut …
a. Balai Gong
b. Padmasana c. Padmasari
d. Balai Kul-Kul

pura yang digunakan untuk memuja Hyang Widhi wasa beserta manifestasinya disebut dengan …
a. Pura kahyangan Jagad
b. Pura dang kahyangan c. Pura Dalem
d. Merajan

pura yang keberadaanya berhubungan dengan dharmayatra Dang Guru disebut dengan …
a. Pura kahyangan Jagad
b. Pura dang kahyangan c. Pura Dalem
d. Merajan

Perhatikan kelompok berikut.
1. dang hyang Niratha
2. Empu Baradah
3. Empu kuturan 4. Dang Hyang Dwi Jendra
5. Rsi Agastya
6. Rsi Walmiki 7. Rsi Kapila
8. Dang Hyang Pranata
9. Dang Hyang pramesti guru
Dari daftar di atas yang termasuk dalam katagori Dang Guru yaitu …
a. 1,2,3
b. 5,6,8 c. 3,4,5
d. 7,8,9

Pura yang terletak di suatu daerah adat dimana pemeliharaanya diserahkan kepada umat setempat disebut dengan …
a. Pura kahyangan Jagad
b. Pura dang kahyangan c. Pura Teritorial
d. Merajan

Pura sebagai tempet suci agama Hindu memiliki tiga bagian utama yang disebut dengan istilah …
a. Tri Kerangka Agama
b. Tri Kaya Parisuda c. Tri Mandala
d. Tri Sakti

Bagian Paling luar dari pura disebut …
a. Nista mandala
b. Madya mandala c. Utama mandala
d. Jeroan

Padmasana dalam Pura dalam konsepsi Tri mandala menempati bagian …
a. Nista mandala
b. Madya mandala c. Utama mandala
d. Jeroan

Pura yang sering digunakan oleh para petani disebut dengan pura …
a. Pura Ulun Carik
b. Pura Segara c. Pura Kahyangan Jagad
d. Pura Kedaton

Hari Raya Agama Hindu yang perayaannya menggunakan perhitungan Sasih ( pranata masa / bulan tahun saka ), dibawah ini adalah : ….
a. Hari Raya Saraswati c. Hari Raya Galungan
b. Hari Raya Nyepi d. Hari Raya Kuningan

Sifat dari Ilmu Pengetahuan adalah kekal, tidak akan ada habisnya walau di pelajari oleh setiap manusia di muka bumi ini, sifat yang demikian ini dilambangkan dengan : ….
a. Bunga Teratai c. Angsa
b. Genetri d. Burung Merak

Sebagai seorang murid yang baik, harus melaksanakan kewajiban – kewajibannya tanpa harus dipaksa. Di Sekolah seorang murid harus hormat dan bhakti kepada Guru, dalam Catur Guru disebut dengan : ....
a. Guru Swadyaya c. Guru Rupaka
b. Guru Pengajian d. Guru Wisesa

Ani pulang sekolah, dijalan dia melihat seorang kakek yang ingin menyeberang jalan, tapi karena kakek itu merasa kesulitan sehingga dia hanya diam saja. Melihat hal itu, selanjutnya Ani mendekati kakek dan memapahnya menyeberang, sikap Ani merupakan pengamalan dari ajaran : ....
a. Manacika Parisuddha c. Kayika Parisuddha
b. Wacika Parisuddha d. Manahika

Tiga macam hal yang menyebabkan kesejahteraan atau kemakmuran, disebut : ....
a. Tri Pramana c. Tri Guna
b. Tri Rna d. Tri Hita Karana

Pura yang berfungsi untuk pemujaan para leluhur dan juga untuk mempererat persatuan dan kesatuan ikatan dalam garis keturunan disebut : ....
a. Pura Teritorial c. Pura Fungsional
b. Pura Kawitan d. Pura Kahyangan Jagad

Tempat Suci umat Hindu biasanya disebut Pura, di India disebut Kuil, dan di Jawa disebut Candi. Di bawah ini yang termasuk Candi umat Hindu adalah : ....
a. Candi Plaosan c. Candi Kalasan
b. Candi Prambanan d. Candi Borobudur

Laghima adalah kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang bersifat : ....
a. Maha kecil c. Maha besar
b. Maha ringan d. Maha kuasa

Terbebasnya atman dari ikatan keduniawian dan pengaruh maya sehingga dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi disebut : ....
a. Atman c. Kharma phala
b. Samsara d. Moksa

Pemimpin harus mengutamakan kepentingan rakyat banyak dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini disebut dengan : ....
a. Abhikamika c. Sakyasamanta
b. Atma sampad d. Prajna

Seorang pemimpin haruslah bijaksana dan mempergunakan dana negara untuk mensejahterakan rakyatnya serta tidak menjadi pemboros, hal ini sesuai dengan ajaran : ....
a. Indra Brata c. Surya Brata
b. Kwera Brata d. Candra Brata

Dharma gita dibagi dua kata, yaitu dharma dan gita. Kata gita berarti : ....
a. Tuhan c. Nyanyian
b. Syair d. Kewajiban

Kidung wargasari untuk mengiringi upacara : ....
a. Dewa yadnya c. Rsi yadnya
b. Pitra yadnya d. Bhuta yadnya

Delapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi dalam mengurusi alam semesta ini disebut dengan …
a. Asta Dala
b. Asta Dewa c. Asta Iswarya
d. Asta Mandala

Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai maha kuasa dapat menguasai dan mengatasi segala – galanya serta tidak terpengaruh oleh hukum lahir, hidup dan mati disebut ...
a. Prapti c. Isitwa
b. Prakamya d. Wasitwa

Sang Hyang Siwa merupakan perwujudan Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang bertugas mempralina alam semesta, dengan saktinya bernama ...
a. Dewi Durgha c. Dewi Sri Laksmi
b. Dewi Saraswati d. Dewi Samodhi

Bila Sang Hyang Widhi berkehendak menciptakan alam ini, maka dalam waktu sekejap alam ini akan terwujud. Demikian pula sebaliknya bila berkehendak menghancurkannya maka dalam waktu sekejap pula alam ini akan hancur. Dalam Asta Aiswarya dinamakan …
a. Wasitwa c. Isitwa
b. Yatrakama wasayitwa d. Prakamya

Lima macam keyakinan atau kepercayaan bagi Umat Hindu disebut …
a. Panca Yadnya c. Panca Yama Brata
b. Panca Srada d. Panca Niyama Brata

Terbebasnya atman dari ikatan keduniawian dan pangaruh maya sehingga dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi disebut …
a. Atman c. Kharma Pala
b. Samsara d. Moksa

Percikan terkecil dari Brahman yang berada pada setiap mahkluk hidup disebut …
a. Atmanastuti c. Atman
b. Aham d. Gudakesa

Sang Hyang widhi maha ada, meresap dan memenuhi seluruh alam semesta serta tidak terpengaruh, dan mengatasi segalanya, dalam Catur Sakti disebut …
a. Prabu Sakti c. Jnana Sakti
b. Wibhu Sakti d. Kriya Sakti



Atman memiliki sifat tak berubah dan sempurna, tidak laki – laki maupun perempuan, sifat atman ini disebut ...
a. Awyakta c. Acala
b. Awikara d. Adahya

Sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi maha besar, tidak ada sesuatu yang dapat melampaui kebesaran – Nya disebut ...
a. Anima c. Mahima
b. Laghima d. Prapti

Seseorang akan menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat – bakat kepemimpinan dan bakat ini dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan, serta sesuai tuntutan lingkungan. Hal ini sesuai teori ...
a. Genetis c. Ekologis
b. Sosial d. Demokratik

12.Mematuhi dan menjalankan aturan – aturan yang telah ditetapkan pemerintah merupakan bukti ajaran ...
a. Guru Swadyaya c. Guru Pengajian
b. Guru Rupaka d. Guru Wisesa

Ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Gunawan Wibhisana untuk memerintah kerajaan Alanka disebut ...
a. Asta Sakti c. Asta Brata
b. Asta Aiswarya d. Asta Dala

Bagi seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan hukuman secara adil pada setiap orang yang bersalah, hal ini sesuai dengan ajaran ...
a. Indra Brata c. Surya Brata
b. Yama Brata d. Candra Brata

Tokoh Hindu yang terkenal dengan ajaran Ahimsa atau tanpa kekerasan yang berasal dari India, di bawah ini adalah ...
a. Ramana Maha Rsi c. Ramakrsna
b. Mahatma Gandi d. Hayam Wuruk



II. URAIAN

26. Jelaskan pengertian Karma Wasana!
27. Sebut dan jelaskan rangkaian Hari Raya Nyepi !
28. Sebutkan Tiga ( 3 ) contoh berbhakti kepada Guru Pengajian!
29. Sebutkan empat ( 4 ) syarat mendirikan tempat suci ?
30. Sebut dan jelaskan bagian – bagian dari Sad Ripu ?
31. Jelaskan pengertian dari Panca Srada dan sebutkan bagian – bagiannya secara urut !
32. Apakah pengertian dari Tri Mandala? Sebutkan bagianya!
33. Sebutkan 5 ( lima ) tugas seorang pemimpin ?
34. Mengapa Agama Hindu juga disebut dengan istilah Sanatana Dharma?
35. Sebutkan perbedaan antara Moksa, Surga dan Neraka ?
I. PILIHAN GANDA

Atman adalah percikan terkecil dari Brahman, sebagai sumber dari atman maka Brahman disebut dengan istilah …
a.Sang Hyang Pasupati
b.Sang Hyang Mami
c.Sang Hyang Tunggal d. Sang Hyang Paramaatma
e.Sang Hyang Manik Geni

Sebagai manusia kita wajib mengetahui dan mempelajari mengenai keberadaan atma dan sumbernya sehingga atma dapat moksa ilmu yang mempelajari mengenai atma disebut …
a.Atma srada
b.Atma tatwa
c.Jiwtma d. Parama atma
e.Brahma widya

Atma yang menetap di setiap makhluk berfungsi memberikan …
a.Warna
b.Tenaga Hidup
c.Satwam d. Kebaikan
e.Kekekalan

Pada dasarnya atma adalah suci. Namun setelah bersatu dengan tubuh manusia atma akan terpengaruh sifat maya sehingga kesadaran atma akan …
a.Akan mencapai keabadian
b.Mencapai kekusaan
c.Mencapai kelepasan d. Lupa dengan sifat aslinya
e.Menyadari sifat aslinya

Jiwatma ketika belum bias menyadari dirinya dan belum bias melepaskan ikatan maya maka ia akan …
a.Terus menjelma
b.Tinggal di neraka
c.Tinggal di sorga d. Menjadi dewa
e.Menjadi Sang Hyang Widhi

Roh seseorang yang menjelma ke dalam kehidupan ini dengan mengambil wujud baru dengan membawa …
a.Subha Karma Wasana
b.Asubha Karma Wasana
c.Subha Asubha Karma Wasana d. Kesenangan Akhirat
e.Penderitaan Akhirat

Atman tidak akan pernah dapat terbakar oleh api walaupun tubuhnya mati dan dibakar, hal tersebut karena atma memiliki sifat yang disebut …
a.Nitya awyakta
b.Achintya
c.Awikara d. Adhaya
e.Akleya

Keadaan atma yang telah benar benar manunggal atau bersatu dengan Hyang Widhi (Purna Mukti) sehingga keadaanya dapat dikatakan “Aham Brahman Asmi” yang artinya …
a.Aku berbahagia abadi
b.Aku sejahtera
c.Aku adalah tuhan d. Aku damai
e.Aku sempurna

Atma sesungguhnya sempurna, namun manusia tidak sempurna. Hal tersebut disebabkan oleh pertemuan atman dengan badan manusia yang bersifat maya yang akan menimbulkan keadaan yang disebut …
a.Awidya
b.Acala
c.Awikara d. Achintya
e.Awyakta

Sebagai keadaan Sang Surya menerangai dunia, demikian Sang Hyang Atma menerangi badan. Dialah yang menyebabkan kita hidup dan dapat berbuat. Oleh sebab itu : ….
a.Badan akan tetap hidup jika atman hilang
b.Badan lebih berkuasa daripada atman
c.Badan akan bila atman hilang
d. Badan akan mati bila Atman pergi
e. Badan dan atman adalah satu kesatuan

Dalam kedaan yang sesungguhnya keberadaan Tuhan itu tidak terjangkau oleh alam rasa dan pikiran manusia. Apalagi menamai dan menyebut-Nya, membayangkan saja manusia tidak akan pernah mampu, sekalipun manusia itu suci. Tuhan dalam keadaan yang demikian disebut dengan….
a.Parama siwa d. Imanen
b.Sada Siwa e. Absolut
c.Siwa

karena Kasih-Nya kepada umat manusia, Tuhan berkenan memposisikan diri dalam keadaan yang dapat terjangkau / terbayangkan oleh alam pikiran dan rasa nanusia. Tuhan dalam keadaan yang demikian disebut dengan : ….
a.Parama siwa d. Nyata
b.Siwa e. Kongkrit
c.Sada Siwa

Barikut ini yang bukan faktor penghambat proses pencapaian Brahman atman aikyam ialah : ….
a. Kemelekatan d. Kemampuan dalam melaksanakan meditasi
b. Keegoan e. Karma buruk manusia
c. Cinta kasih berlebih

Salah satu indikasi seseorang telah mencapai tingkatan Brahman atman aikyam ialah : ….
a. Manusia telah mati d. Tuhan berada dalam dirinya
b. Manusia mengalami re inkarnasi e. Kehendaknya sama denan kehendak Tuhan
c. Terbelenggu karma pala

Tingkatan atma yang paling suci, bening tanpa noda, tidak berciri, dan tidak terjangkau oleh akal dan rasa manusia disebut : ….
a.Brahman atman aikyam d. Nirguna Brahman
b. Jnana byudahe e. Sadguna brahman
c. Sudria yoga marga

Bersenyawanya / bersatunya atman dan jasmani langsung diikuti oleh Tri Guna, yaitu : ….
a. Mati d. Sadar
b. Hidup e. Tidak sadar
c. Moksa

Alam semester ini dipenuhi oleh dua kekuatan besar yang sangat gaib dalam berbagai tingkatan, yakni kekuatan Dewata Dan Asura. Dalam keadaan yang demikian maka manusia : ….
a. mengikuti kekuatan Asura
b. Mengikuti kekuatan Dewata
c. Memadukan kedua duanya
d. Berusaha menjadi dirinya sendiri
e. Teguh kukuh terhadap keyakinan dan ajaran dharma

Untuk memahami kebenaran suatu agama, paling sedikit harus melalui dua dimensi, yaitu agama sebagai keyakinan dan agama sebagai ilmu. Ketika agama sebagai sebuah keyakinan maka agama telah menjadi hak asasi / prerogative setiap orang yang sudah final dan tidak bisa diganggugugat oleh siapapun. Akan tetapi ketika agama dipandang sebagai sebuah ilmu, maka ia memiliki dua kutub, yaitu agama sebagai ilmu yang bersifat rasional spiritual dan rasional intelektual. Ketika agama dipandang sebagi sebuah ilmu maka agama : ….
a. Boleh dikaji, dianalisis, dan diperdebatkan keilmiahan konsepsinya
b. Boleh diganti dan diakulturasikan konsepsinya
c. Tabu untuk dikaji, dianalisis, dan diperdebatkan keilmiahan konsepsinya
d. Merupakan hak asasi bagi pemeluknya
e. Tabu untuk dipahami

Manusia yang tidak mampu menjumenengkan Sang Hyang Siwa Atman dalam sanubarinya, dan bahkan didominasi oleh kekuatan Asura, maka ia : ….
a. Akan serakah d. Menjadi raksasa
b. Arif dan bijaksana e. Menjadi dewata
c. Memiliki welas asih

Dalam Atharwa Weda disebutkan “Dewa Yang Kekal Dan Bertuah Itu Berdiam Di Dalam Tubuh Manusia Yang Fana”. Yang dimaksud dengan Dewa Yang Kekal yaitu …
a. roh
b. Atman
c. Brahman d. Dewa
e. Manusia

Dalam kitab Bhagawadgita disebutkan “Aku Adalah Atman Yang Menetap Di Hati Semua Makhluk, Aku Adalah Awal, Pertengahan Dan Akhir Semua Makhluk”. Dalam sloka tersebut yang dimaksud aku adalah …
a. Sang Hyang Widhi
b. Manusia
c. Atman d. Bhutakala
e. Asura


Dalam ajaran panca srada konsepsi mengenai Atman berada pada posisi urutan ke …

a. 1
b. 2c. 3 d. 4e. 5

Untuk soal nomer 23 dan 24 perhatikan daftar berikut :
a. Satwam
b. Rajas
c. Tamas
d. Tandri
e. Kleda
f. Leja
g. Kutila
h. Kuhaka
i. Metraya
j. Megata
k. Ragastri
l. Bhaksa Bhuana
m. Kimburu
n. Satyam
o. Siwam
p. Sundarm
q. Tamak

Dari uraian A s/d Q yang termasuk dalam katagori Tri Guna yaitu …
a. A, B, C
b. A, D, E
c. M, P, Q d. H, M, O
e. A, B, J

Dari uraian A s/d Q diatas yang termasuk bagian dari Dasa Mala yaitu …
a. A, E, B, D, F, H, M, O, B, D
b. A,B,C,D,E,F,G,H,I,J
c. D,E,F,G,H,I,J,K,L,M, d. F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,
e. B,C,DE,F,G,H,I,J,K,

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainya, hal tersebut dikarenakan manusia memiliki tri bayu dalam dirinya yang terdiri dari …
a. Satyam, Siwam, Sundarm
b. Sabda, Bayu, Idep
c. Satwam, Rajas, Tamas d. Pasak, Beteng, Kajeng
e. Sat, Cit, Ananda

Setelah lahir kedunia sang atman memiliki kecenderungan sifat yaitu baik dan buruk. Dalam Bhagawadgita kecenderungan baik disebut dengan istilah …
a. Daiwiwa Sampad
b. Asuri Sampad
c. Atma Sampad d. Hyang Widhi Sampad
e. Atma sampad

Tiga sifat yang ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir sehingga mempengaruhi sifat dan karakter manusia dalam kehidupanya, disebut …
a. Tri Guna
b. Tri Mala
c. Tri Sarira d. Tri Kona
e. Tri Kaya Parisuda

Salah satu bagian dari tri guna yaitu sifat yang tenang dan lembut yang disebut dengan istilah …
a. Satwam
b. Rajas
c. Tamas d. Budhi
e. Ahamkara

Sifat yang lamban, bodoh, malas dalam konsep tri guna disebut dengan istilah …
a. Budhi
b. Ahamkara
c. Kroda d. Moha
e. Tamas

Setelah lahir kedunia sang atman memiliki kecenderungan sifat yaitu baik dan buruk. Dalam Bhagawadgita kecenderungan Buruk disebut dengan istilah …
a. Daiwiwa Sampad
b. Asuri Sampad
c. Atma Sampad d. Hyang Widhi Sampad
e. Atma sampad

Kompisisi dominasi sifat Tri guna dalam diri manusia tidaklah sama, sehingga akan membentuk…
a. Sifat manusia yang berbeda beda
b. Kekayaan manusia tidak sama
c. Roh yang ada dalam diri manusia tidak sama
d. Manusia akan menjadi malas
e. Manusia akan menjadi rajin

Dalam ajaran tri guna disebutkan bahwasanya ketika sifat satwam lebih unggul daripada rajas dan tamas maka seseorang tersebut akan mencapai …
a. Neraka
b. Sorga
c. Moksa d. Kesuksesan
e. Kemaksiatan

Jika kekuatan satwam dan rajas berimbang maka seseorang akan mencapai tingkatan …
a. Neraka
b. Sorga
c. Moksa d. Kesuksesan
e. Kemaksiatan

Jika kekuatan satwam, rajas dan tamas berimbang dalam kehidupanya maka setelah mati atmanya akan mencapai …
a. Neraka
b. Sorga
c. Moksa d. Kesuksesan
e. Reinkarnasi

Jika kekuatan sifat rajas dalam diri manusia lebih unggul daripada satwam dan tamas maka seseorang setelah mati akan mencapai tingkatan …
a. Neraka
b. Sorga
c. Moksa d. Kesuksesan
e. Kemaksiatan

Sepuluh bentuk perbuatan jahat yang cenderung dilakukan manusia yang bertentangan dengan ajaran etika atau susila disebut …
a. Dasa yama brata
b. Dasa indria
c. Dasa atatayi d. Dasa mala
e. Dasa bayu

Sifat kleda (malas) bisa menjauhkan atma dari parama atma. Hal tersebut dikarenakan …
a.Sang Hyang Parama atma tidak suka dengan hyang atma
b.Dengan sifat malas yang tinggi menyebabkan seseorang enggan menyelesaikan tugas dan kewajibanbya yang berdasar dharma
c.Dengan sifat malas parama atma tidak mau mendekati atma
d.Atma sangat suka dengan hal yang bersifat malas sedangkan parama atma menginginkan hal yang bersifa aktif
e.Dengan sifat malas yang tinggi menyebabkan seseorang senang melaksanakan tugas yang berdasar Adharma

Sifat leja (berpikiran gelap) sangat merugikan …
a. Diri sendiri
b. Orang lain
c. Diri sendiri dan orang lain d. Teman seperjuangan
e. Saudara

Dalam ajaran agama Hindu, tujuan hidup manusia ada empat yang disebut …
a. Catur asrama
b. Catur purusa arta
c. Catur warna d. Catur sanak
e. Catur prawerti

Seseorang yang mendambakan hidup sejahtera di dunia akan selalu memerlukan dharma, arta, kama. Ketiga itu disebut …
a. Tri Paratha
b. Tri Purusa
c. Tri sakti d. Tri sakti
e. Tri Mandala

Tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai kebahagiyaan dunia maupun akhirat. Kebahagiyaan di dunia disebut dengan istilah …
a. Moksartam
b. Jagadita
c. Dharma d. Sorga
e. Neraka

Di dalam diri manusia memiliki dua kecenderungan sifat yaitu sifat daiwiwa sampad dan asuri sampad. Jika asuri sampad tak bisa dikendalikan maka orang akan cenderung menjalankan …
a. Dasa dharma
b. Dasa mala
c. Tri kaya parisuda d. Tri kerangka agama
e. Panca yama brata

Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa artinya ...
a. Hanya satu Tuhan tidak ada duanya
b. Hanya satu Tuhan tidak ada duanya, orang bijak menyebutnya dengan banyak nama
c. Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada dharma yang dua
d. Satu Tuhan yang disebut Narayana, sama sekali tidak ada duanya
e. Semua adalah satu dan sama

Untuk mencapai kebahagian lahir maupun bhatin, antara pikiran perkataan dan perbuatan haruslah selaras. Tiga perbuatan yang baik dan suci yang menyebabkan keharmonisan dan kebahagiaan hidup disebut ...
a. Tri Hita Karana d. Tri Sarira
b. Tri Kaya Parisuddha e. Catur Prawerti
c. Tri Hita Karana

Ajaran kitab suci Weda bersifat anandi-ananta yang berarti tidak berawal dan tidak berakhir. Pernyatan tersebut memiliki arti …
a. Kitab suci weda tidak akan musnah dan akan selalu ada di dunia ini
b. Ajaran dalam Weda merupsakan brosur dari alam semesta dimana dalam Weda juga memuat tentang proses penciptaan dan peleburan alam semesta dan hukumnya, sehingga Weda selalu ada.
c. Kitab Weda ditulis langsung oleh Tuhan sehingga tidak akan pernah musnah dan tahan di segala macam kondisi dan keadaan
d. Weda ditulis dalam daun lontar sehingga tidak kan pernah rusak dan hilang ditelan masa
e. Weda bersifat ajaib sehingga keberadaanya bisa berpindah-pindah dengan sendirinya

Agama Hindu dalam proses perkembangannya bisa menyebar hampir ke seluruh pelosok dunia termasuk di Indonesia, sehingga sampai dengan saat ini Agama Hindu masih tetap eksis. Bila kita lihat sejarah awal berkembangnya Agama Hindu berasal dari …
a. Lembah Sungai Sindu India
b. Kota Mohenjodaro
c. Delta Sungai Nil d. Mesopotamia
e. Pura Besakih

Bila kita lihat perkembangan Agama Hindu di seluruh dunia saat ini selalu ada perbedaan-perbedaan pola pelaksanaan ajarannya. Yang menyebabkan perbedaan pola pelaksanaan ajaran Agama yaitu…
a. Sumber ajaran yang dipakai tidak sama
b. Ajaran Agama Hindu selalu berakulturasi dengan kebudayaan masyarakat yang ditempati
c. Kitab sucinya berbeda beda
d. Resi yang menyebarkan berbeda beda
e. Pola pikir masyarakat

Salah satu bukti bahwa Agama Hindu pernah berkembang pesat di Indonesia pada masa lalu ditandai dengan adanya sejarah kerajaan-kerajaan Hindu yang pernah ada di Indonesia, salah satu kerajaan Hindu tersebut adalah Majapahit. kerajaan Majapahit terletak di daerah …
a. Kebumen
b. Wonosobo
c. Blitar d. Kediri
e. Mojokerto

Bila kita amati hampir seluruh orang yang menganut Agama selalu melakukan sembahyang, walaupun dengan cara yang berbeda-beda namun pada dasarnya tujuan dari sembahyang yaitu …
a.Menghaturkan sembah bakti kepada Tuhan dan mohon waranugrahanya agar keinginan seseorang tercapai serta sebagai perwujudan rasa terimakasih.
b.Untuk membuat senang Tuhan
c.Menghaturkan sesaji yang dia punya untuk Tuhan
d.Merupakan wahana pengakuan sebagai insan yang berAgama
e.Untuk memperlihatkan pada orang lain kalau kita punya Agama

Dalam proses turnnya wahyu suci weda tidak lepas dari orang-orang suci yng dipercaya oleh Hyang widhi untuk menerima wahyu tersebut, orang-orang tersebut disebut dengan Sapta Rsi. Berikut ini yang bukan termasuk sapta Rsi adalah …
a. Rsi Gritsamada
b. Rsi Arti
c. Rsi Walmiki d. Rsi Kanwa
e. Rsi Vamadewa

Bukti fisik yang utuh mengenai kerajaan Majapahit saat ini memang tidak bisa ditemukan. Kita hanya bisa mengetahui keberadaan kerajaan Majapahit dari beberapa situs yang masih bisa ditemukan saat ini, salah satu situs yang berhubungan dengan kerajaan Majapahit yaitu …
a. Petilasan pertapaan Raden Wijaya
b. Prasasti Canggal
c. Lingga d. Yupa
e. Pertapaan Air langga

Umat Hindu dalam melaksanakan sembahyang idealnya memakai sarana, bilamana keadaan memungkinkan setidaknya ada tiga macam sarana yang digunakan dalam bersembahyang yang disebut dengan Tri Sarna Sembahyang. Adapun bagian dari tri sarana yaitu …
a. Beras, kwangen, buah
b. Air, bunga, dupa
c. Daksina, prayascita, abyakala d. Prayascita, abyakala, cengkir gading
e. Tumpeng pitu, vodka, sadripu

Kitab suci Weda terbagi menjadi empat jenis atau kelompok yang disebut Catur Weda Samhita, dalam proses penyusunan wahyu suci Weda kedalam klasifikasi catur Weda tersebut, tidak terlepas dari peran seorang Rsi yang berperan sebagai pengkodifikasi Weda yaitu …
a. Rsi Agastya
b. Rsi Walmiki
c. Rsi Kapila d. Rsi Wyasa
e. Rsi Kanwa

Dalam sejarah perkembangan Agama Hindu di India terbagi menjadi tiga jaman, salah satunya jaman Weda. Adapun yang menjadi ciri dalam fase zaman ini adalah …
a. Kitab suci Weda diwahyukan dan adanya pengkodifikasian wahyu Weda kedalam Catur Weda, disisi lain kepercayaan manusia terhadap para Dewa sangat tinggi.
b. Pada masa itu umat manusia sangat tekun sembahyang dan diwarnai dengan munculnya Buda Awatara
c. Terjadinya perpecahan sekte-sekte dalam Agama Hindu sehingga memunculkan dua kelompok besar yaitu Astika dan nastika
d. Adanya pelaksanaan yajna secara besar besaran, sehingga kedudukan para brahmana dan Dewa sejajar
e. Para Brahmana menjadi golongan atau kelompok pling tinggi dan dihormati dalam masyarakat.

Salah satu peninggalan Majapahit pada jaman dahulu yang masih bisa ditemukan saat ini yaitu sumur upas. Menurut sejarah sumur upas berfungsi sebagai …
a. Tempat pengambilan air untuk melakukan upacara yajna
b. Sebagai tempat / sumber Tirta Suci
c. Sebagai lorong rahasia bagi raja untuk turun mengawasi rakyatnya
d. Sebagai tempat pencucian barang barang kerajaan
e. Sebagai sumber air bersih untuk menghidupi rakyat kerajaan Majapahit

Selain Kerajaan Majapahit bukti pesatnya perkembangan Agama Hindu di Indonesia pada masa lalu yaitu paa masa kerajaan Kediri, bila dicari letak kerajaan Kediri memang tidak ditemukan namun keberadaanya masih bisa diketahui dengan adanya situs …
a. Arca Ardanareswari
b. Candi ceto
c. Candi Airlangga d. Candi Penataran
e. Petilasan Jayabaya Moksa

Jalan menuju Tuhan atau Hyang Widhi dapat dilaksanakan melalui berbagai macam cara, dalam Agama Hindu mengajarkan empat macam jalan untuk mencapai Tuhan yang disebut …
a. Catur pursa Arta
b. Catur Asrama
c. Catur Upaya Sandi d. Catur Marga Yoga
e. Catur tunggal

Untuk mencapai Tuhan dalam ajaran Agama Hindu dikenal empat cara yaitu bhakti, karma, jnana, raja. Bila kita amati pelaksanaanya di Indonesia cara yang paling banyak digunakan yaitu …
a. Bhakti Marga
b. Karma Marga
c. Jnana Marga d. Raja Marga
e. Sapta Marga

Fase ketiga dari perkembangan Agama Hindu di India yaitu pada zaman Upanisad. Adapun yang menjadi ciri mendasar dari zaman upanisad yaitu …
a. Munculnya dua kelompok besar dalam masyarakat yaitu kelompok yang menempatkan Weda sebagai otoritas ajaran tertinggi dan kelompok yang tidak mengakui Weda sebagai otoritas ajaran tertinggi.
b. Kitab suci Weda diwahyukan dan adanya pengkodifikasian wahyu Weda kedalam Catur Weda, disisi lain kepercayaan manusia terhadap para Dewa sangat tinggi.
c. Adanya pelaksanaan yajna secara besar besaran, sehingga kedudukan para brahmana dan Dewa sejajar
d. Para Brahmana menjadi golongan atau kelompok pling tinggi dan dihormati dalam masyarakat.
e. Munculnya kelompok pasraman dalam masyarakat yang sangat kuat.

Petilasan Jayabaya Moksa merupakan salah satu bukti keberadaan Kerajaan Kediri. petilasan Jayabaya moksa tersebut terletak di daerah …
a. Caruban
b. Loceret
c. Selomangleng Kediri d. Pamenang, Kediri
e. Trowulan

Dalam perkembangan Agama Hindu di era modern ini sering kita jumpai yang dinamakan dengan pasraman yang hampir ada di setiap Pura. Yang dimaksud dengan pasraman yaitu …
a. Tempat menempatkan Banten di Pura
b. Tempat duduk bagi para sulinggih sewaktu melaksanakan upacara yajna
c. Lembaga pendidikan Hindu non formal yang penyelenggaraanya berbasis pada masyarakat dan diselenggarakan oleh lembaga lembaga Agama Hindu yang bertempat di lingkungan tempat ibadah.
d. Tempat berstananya para Dewa atau Sang Hyang Widhi
e. Tempat bersembahyang umat

Hari yang diperingati atau diistimewakan berdasarkan keyakinan bahwa hari tersebut memiliki makna dan fungsi yang spesifik bagi kehidupan seseorang maupun masyarakat disebut ….
a. Hari Raya / hari suci
b. Hari Jadi
c. Hari Ulang Tahun d. Hari Pahlawan
e. Hari Bisaa

Bangsa Mesir pada zaman dahulu juga terpengaruh oleh kebudayaan Weda dimana dalam kehidupan masyarakat disana terpengaruh oleh Rama dalam cerita Ramayana, sehingga raja Mesir pada zaman dahulu berrgelar …
a. Wasudewa
b. Sri Rama Krisna
c. Rama Bhargawa d. Rameses
e. Ramaaipama

Prabu Jayabaya selain sebagai seorang raja, dia juga seorang yang ahli dalam hal yang bersifat spiritual sehingga di bisa mengetahui hal-hal yang belum terjadi dan akan terjadi. Dengan kemampuam yang dia miliki tersebut maka dia mampu memprediksi masa depan yang sering dikenal dengan istilah …
a. Ramalan Ronggowarsito
b. Jangka Jayabaya
c. Jayabaya Moksa d. Jayabaya Triwikrama
e. Petilasan Jayabaya

Salah satu syarat untuk melakukan sembahyang yaitu bersih secara fisik, salah satu syarat fisik yaitu cara berpakaian …
a. Memakai pakaian adat
b. Bersih dan tidak menggangu kenyamanan diri sendiri maupun orang lain
c. Harus bewarna putih
d. Berseragam
e. Pakaian yang mewah dan mahal

Wahyu suci Weda jelas diwahyukan oleh Tuhan melalui sapta Rsi untuk seluruh umat manusia agar bisa menjalankan hidup dengan baik, namun pada saat ini ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa Agama Hindu adalah Agama Bumi atau budaya ciptaan manusia karena sangat erat dengan kebudayaan masyarakat. Berikut ni merupakan pernyataan yang Benar mengenai hal diatas yaitu …
a. Agama Hindu memang buatan manusia sehingga sangat erat dengan pola hidup masyarakat
b. Pelaksanaan Agama Hindu bersifat desa, kala, patra, sehingga ajaran Agama Hindu selalu berakulturasi dengan budaya masyarakat namun sebagai dasar utama pelaksanaanya yaitu ajaran kitab suci Weda.
c. Agama Hindu merupakan kumpulan dari keunggulan-keunggulan budaya local (local genius) yang disatukan kedalam sebuah buku.
d. Agama Hindu merupakan Agama yang universal karena bisa mengadopsi semua tingkah laku manusia.
e. Ajaran Agama Hindu merupakan cikal bakal dari kebudayaan masyarakat.

Disadari atau tidak bahwasanya kondisi alam semesta pada moment tertentu sangat mempengaruhi kehidupan manusia baik secara skala maupun niskala. Untuk menyeimbangkan kondisi manusia dengan alam disekitar dapat dilaksanakan dengan cara …
a. Menyiapkan alat canggih
b. Mengembangkan IPTEK secara Optimal
c. Melaksanakan Yajna dan Sembahyang d. Melaksanakan Catur Asrama
e. Melaksanakan panca srada

Dalam kehidupan manusia tidak akan bisa terlepas dari keberadaan Tuhan, sesama manusia, maupun kondisi alam beserta elemen-elemenya. Dalam ajaran Agama Hindu diajarkan ajaran untuk menjaga keharmonisan tiga unsur tersebut yang disebut dengan ajaran …
a. Tri Kaya Parisuda
b. Tri Kona
c. Tri Hita Karana d. Tri Mandala
e. Tri Pramana

Salah satu Negara yang terbukti terpengaruh kebudayaan Weda yaitu dengan aktifitas masyarakatnya yang memiliki tarian “Siva Dance” dimana para penarinya dihiasi dengan hiasan mata ketiga yang terletak di kening. Negara yang memiliki tarian ini yaitu …
a. Kanada
b. Inggris
c. Prancis d. Mexiko
e. Australia

Agama Hindu pada mulanya sering disebut dengan istilah ….
a. Agama Tirta
b. Agama Bumi
c. Agama Budaya d. Sanatana Dharma
e. Agama Arya


II. URAIAN

46.Korelasikan ajaran panca srada yang ke Tiga dan yang ke empat sebagai tolak ukur pencapaian atma!
47.Apakah yang dimaksud dengan tri guna? Sebut dan jelaskan bagian dari Tri guna!
48.Sebutkan bagian dari Dasa mala dan pengertianya!
49.Bagaimanakah pengaruh dominasi tri guna (satwam, rajas, tamas) terhadap kehidupan manusia setelah mati?
50.Sebutkan sifat-sifat dari atma!